Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf melalui Deputi Bidang Industri dan Investasi kembali mengadakan "Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo" setelah sebelumnya sukses menggelar kegiatan serupa di Mandalika dan Borobudur. Temu bisnis ini diadakan untuk memperkuat konten lokal dalam rantai pasok industri parekraf sehingga berbagai produk ekraf yang tersebar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipastikan adalah produk lokal.
Bertempat di kawasan Batu Cermin, salah satu destinasi wisata yang ada di dalam dalam Kota Labuan Bajo, Temu Bisnis ini dihadiri 70 peserta yang berasal dari lebih dari 40 UMKM atau supplier yakni pelaku ekonomi kreatif di berbagai bidang, seperti kriya, kuliner, event, dan jasa dan 30 demand yang terdiri dari berbagai industri seperti hotel, restoran, pusat oleh-oleh, dan pengusaha kapal wisata. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terjalinnya kerja sama antara Industri Pariwisata dengan UMKM sektor Ekonomi Kreatif di DPSP Labuan Bajo.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Henky Manurung melalui sambungan zoom mengatakan bahwa pihaknya berharap agar 90% produk Ekraf yang ada di Labuan Bajo dipasok oleh produk lokal.
"Harapannya 90% pasokan produk ekraf di Labuan Bajo berasal dari produk lokal. Melalui penguatan rantai pasok ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan daya kualitas dari produk yang ada di Labuan Bajo," ujar Henky.
Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina yang juga selaku salah satu panitia penyelenggara menyampaikan, bahwa kegiatan temu bisnis ini dilakukan untuk memastikan berbagai produk ekraf dan pasokan produk di industri pariwisata dapat disiapkan oleh para pelaku usaha di Labuan Bajo dan sekitarnya.
"Kita berharap agar kegiatan ini dapat mendorong konten lokal di Labuan Bajo sehingga nantinya berbagai produk ekraf di Labuan Bajo dan pasokan produk tidak lagi dikirim dari luar Labuan Bajo mengingat selama ini 85% produk yang tersebar di Labuan Bajo itu berasal dari luar," jelasnya.
Temu Bisnis ini sendiri merupakan rangkaian puncak dari Program Penguatan Rantai Pasok di Labuan Bajo yang sudah dimulai sejak April 2022 lalu dan berkolaborasi bersama Pertamina dan Telkom Indonesia. Peserta "seller" dalam acara temu bisnis ini juga sudah melalui beberapa rangkaian proses upskilling hingga akhirnya pada hari ini dipertemukan dengan "buyer", demikian yang disampaikan Anggara Hayun Anujuprana, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores selaku akselerator pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores hingga saat ini terus berkomitmen untuk mendorong terbukanya akses pasar bagi pelaku ekraf Labuan Bajo dan mengajak para pemilik UMKM untuk mendaftarkan produk ke e-Katalog LKPP.
"Kami dari BPOLBF berkomitmen untuk mendorong untuk membuka lebih luas lagi akses pasar lagi bagi pelaku UMKM, tidak hanya untuk suplai Labuan Bajo saja tetapi bisa lebih luas lagi terutama tahun depan sudah ada kebijakan agar Kementerian dan Lembaga wajib membelanjakan barang-barang dari e-Katalog LKPP, sehingga para peserta didorong untuk mendaftarkan produknya di e-Katalog tersebut dengan terus mempertahankan dan makin meningkatkan kualitas produknya." Tutup Shana.
Editor : Yoseph Mario Antognoni