Flores Timur, iNewsFlores.id–Sebanyak 884 penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berasal dari Desa Hewa, Waiula dan Pantai Oa yang berada di pos lapangan (poslap) pengungsian Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, akhirnya dipulangkan ke kampung asal mereka pada Sabtu (7/12/2024).
Seperti diketahui, para penyintas yang berada di posko lapangan Lewoingu ini berasal dari Desa Hewa, Pantai Oa, Waiula, Boru, Nawokote, dan Nobo. Berdasarkan informasi yang dihimpun, total sebanyak 321 kepala keluarga (KK) menghuni pos lapangan tersebut. Desa Hewa menyumbang jumlah pengungsi terbanyak dengan 223 KK, diikuti Desa Waiula sebanyak 87 KK, Desa Nobo 9 KK, serta masing-masing 1 KK dari Desa Boru dan Nawokote. Pengungsi dari Desa Nobo, Nawokote, dan Boru belum dapat dipulangkan karena wilayah mereka masih termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) dengan radius 7 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki.
Pantauan iNews.id, Sejak pagi, meski hujan sempat mengguyur, suasana di poslap terlihat penuh semangat. Para penyintas sibuk mengemas barang-barang mereka dengan antusias, bersiap mengikuti prosesi pemberangkatan yang telah lama dinantikan.
Tepat pukul 12.00 Wita, rombongan diberangkatkan menggunakan 25 kendaraan, yang terdiri dari bus dan truk milik TNI, bus milik kejaksaan, serta truk dan pick-up yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Flores Timur. Perjalanan menuju kampung halaman masing-masing dilakukan secara bertahap dan mendapat pengawalan ketat dari TNI-Polri hingga tiba di tempat tujuan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng, yang turut hadir dalam prosesi ini, menegaskan komitmennya untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar.
"Pemulangan ini bukan sekadar membawa mereka kembali ke kampung halaman, tetapi juga memastikan kehidupan mereka kembali normal. Kami akan terus memantau dan mendukung proses adaptasi mereka di tempat asal," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang penyintas asal Desa Hewa, Frans Uran mengungkapkan rasa syukur atas kepulangan ini. "Kami sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah dan semua pihak yang membantu kami selama di pengungsian. Sekarang saatnya kami membangun kembali kehidupan di kampung," katanya penuh haru.
Editor : Yoseph Mario Antognoni