Pascabencana Lewotobi, Puskesmas Boru Belum Tersentuh Renovasi
Flotim, iNewsFlores.id-Hampir dua tahun setelah letusan Gunung Lewotobi memuntahkan material vulkanik yang merusak sejumlah fasilitas publik, bangunan Puskesmas Boru di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, masih berdiri dalam kondisi memprihatinkan.
Padahal, fasilitas layanan kesehatan tersebut berada di luar kawasan rawan bencana dan semestinya menjadi prioritas pemulihan negara.
Kondisi itu mendorong Tim Yayasan Help Flores melakukan kunjungan langsung ke Puskesmas Boru pada Kamis, 27 Desember 2025. Kunjungan tersebut bertujuan melihat secara langsung tingkat kerusakan bangunan yang hingga kini belum tersentuh renovasi pemerintah, meski kebutuhan pelayanan kesehatan warga terus berjalan.
Bangunan Puskesmas Boru yang terletak di Desa Boru mengalami kerusakan parah pada bagian atap dan sejumlah ruang layanan akibat timbunan abu serta material vulkanik. Dalam kondisi seperti itu, pelayanan rawat inap tak lagi dapat berjalan optimal. Sejumlah pasien bahkan harus dipulangkan lebih awal karena keterbatasan fasilitas yang tidak memadai.
Kepala Desa Boru Kedang, Darius Don Boruk, menyebut kerusakan tersebut terjadi sejak fase awal pascaletusan. Namun, hingga hampir dua tahun berlalu, belum ada langkah nyata dari pemerintah daerah maupun pusat untuk memulihkan fasilitas kesehatan tersebut.
“Akibatnya, warga yang membutuhkan perawatan rawat inap sering kali tidak mendapat pelayanan optimal, bahkan terpaksa dipulangkan karena keterbatasan fasilitas yang rusak,” kata Don Boruk.
Ia menilai kondisi ini memperlihatkan lemahnya perhatian negara terhadap pemulihan layanan dasar pascabencana. Menurut dia, warga tidak hanya kehilangan rumah dan mata pencaharian, tetapi juga berisiko kehilangan hak atas layanan kesehatan yang layak.
“Saya sangat prihatin melihat kondisi ini. Warga kami sudah terdampak di rumah, jangan sampai saat sakit mereka juga tidak mendapat pelayanan yang layak,” ujar Don Boruk.
Kunjungan Yayasan Help Flores tersebut terwujud setelah adanya komunikasi intens antara Pemerintah Desa Boru Kedang dan pihak yayasan. Dalam kunjungan itu, hadir langsung pimpinan Yayasan Help Flores dari Belanda, Mr. Herbert, bersama perwakilan Yayasan Help Flores Sikka, Marthon.
Mereka meninjau kerusakan bangunan serta mendengar penjelasan langsung dari pemerintah desa dan tenaga kesehatan setempat.
Don Boruk berharap kehadiran yayasan kemanusiaan tersebut dapat membuka jalan bantuan konkret, setidaknya untuk pemulihan darurat. Ia meyakini kunjungan tersebut dapat membawa berkah bagi masyarakat, terutama dalam bentuk bantuan seng agar atap gedung Puskesmas dapat segera diperbaiki sehingga layanan kesehatan kembali berjalan dengan jaminan keamanan bagi pasien dan tenaga medis.
Di hari yang sama, Yayasan Help Flores juga menyalurkan bantuan seng tahap kedua kepada 15 korban bencana di wilayah tersebut. Masing-masing keluarga menerima 50 lembar seng untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat letusan gunung berapi.
“Ini momen spesial di Hari Natal. Terima kasih atas cinta dan kepeduliannya,” pungkas Don Boruk.
Kunjungan dan bantuan ini kembali menegaskan peran lembaga kemanusiaan dalam menutup celah yang ditinggalkan negara. Di tengah janji pemulihan pascabencana yang kerap terdengar, kondisi Puskesmas Boru menjadi penanda bahwa pemulihan layanan dasar masih berjalan tertatih, menunggu kepastian yang hingga kini belum datang.
Editor : Yoseph Mario Antognoni