Borong, iNewsFlores.id - Konsentrasi serius Pemerintah Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mencegah peningkatan kasus anak stunting di wilayah itu, dengan mengimplementasikan program Gerakan Orang Tua Asuh untuk Anak Stunting.
Program ini telah dilaunching oleh Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH, M.Hum pada bulan Agustus 2022 lalu.
Pada Sabtu (28/02/2024), Pemerintah daerah Manggarai Timur, melalui Dinas Kesehatan, pertama mulai menjalankan program itu di Kampung Bantal, Desa Sita Kecamatan Rana Mese.
Tindak lanjut program tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai Timur (Matim) pertama yang melaksanakan Gerakan Orang Tua Peduli Stunting.
Sebagaimana diketahui Desa Sita memiliki 58 anak stunting dan ini merupakan salah satu yang tertinggi di Manggarai Timur.
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas yang hadir pada kesempatan itu, mengapresiasi langkah yang diambil oleh Dinkes Matim.
“Saya mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi untuk Dinas Kesehatan Manggarai Timur yang sudah membuka jalan dan memberikan bukti nyata upaya menekan angka stunting. Semoga gerakan ini akan diikuti oleh perangkat daerah lainnya sebagai sebuah gerakan bersama."
Gerakan Orang Tua Asuh untuk Anak Stunting ini sebenarnya adalah sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong di masyarakat.
Kata Agas, gotong royong yang dimaksud untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak dalam satu wilayah secara bersama.
"Kegiatan ini juga melibatkan PKK setempat dan tenaga kesehatan sehingga yang menjadi orang tua asuh bisa yakin bahwa uang yang mereka sumbangkan akan dipergunakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal.”
Sambung Bupati Agas, kegiatan perdana di kampung Nantal ini berhasil mendapatkan orang tua asuh untuk 10 anak.
Bupati Agas berharap bahwa jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya orang yang tergerak untuk menjadi orang tua asuh.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur, dr. Surip Tintin mengatakan bahwa gerakan ini melibatkan semua pegawai di Dinas Kesehatan Manggarai Timur.
“Bentuk yang digunakan adalah, setiap pejabat, mulai dari Kepala Dinas, Sekretaris, para Kabid bertanggung jawab untuk masing-masing satu anak stunting sedangkan dua orang kepala seksi bertanggung jawab terhadap satu orang anak. Setiap orang tua asuh bertanggung jawab terhadap kualitas kesehatan anak asuhnya. Bentuknya adalah support dalam bentuk uang yang dikelola oleh Tim PKK setempat yang kemudian menyediakan makanan tambahan untuk anak-anak stunting selama 30 hari di pos gizi Kampung Nantal."
Anak-anak akan mendapatkan 1 kali makan siang dengan menu seimbang dan susu yang diolah oleh TP PKK Desa dan diawasi oleh tenaga gizi dari puskesmas.
Selain itu, setiap minggu anak-anak akan ditimbang dan laporannya akan dikirim ke orang tua asuh.
Sementara, Orang tua dan masyarakat yang hadir pada kegiatan tersebut, menyampaikan terima kasih untuk gerakan yang sangat membantu dan meringankan beban keluarga dalam menangani kondisi kesehatan anak mereka.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait