Labuan Bajo, iNewsFlores.id — Penyelam legendaris Wally Siagian tak dapat dipisahkan dari sejarah panjang perkembangan wisata selam di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai salah satu pemandu selam legendaris asal Bali, Wally turut ambil bagian dalam ekspedisi eksplorasi pada tahun 1993 yang menjadi tonggak awal pengembangan Komodo sebagai destinasi diving kelas dunia.
Ekspedisi bersejarah tersebut dipimpin oleh Dr. Kal Muller, penulis perjalanan ternama sekaligus pengarang buku panduan revolusioner Underwater Indonesia (1991).
Saat itu, Grand Komodo Tours — yang kala itu hanya menawarkan perjalanan snorkeling bagi para backpacker — berambisi mengembangkan potensi bawah laut Komodo melalui penyelaman yang lebih terorganisir.
Wally Siagian bersama sejumlah tokoh penting seperti Burt Jones, fotografer bawah laut Roger Steene, ahli nudibranch Clay Bryce, serta pakar ikan tropis Dr. Gerald Allen, menyusuri perairan Taman Nasional Komodo dalam misi eksplorasi tersebut.
Dalam ekspedisi itu, mereka menemukan sebuah situs menyelam luar biasa yang kini dikenal sebagai Cannibal Rock — terletak di Teluk Loh Sera, bagian selatan Pulau Rinca.
Penemuan Cannibal Rock menjadi momen krusial yang mengukuhkan Komodo sebagai surga bagi para penyelam dunia. Situs ini kini terkenal karena kekayaan biodiversitasnya yang menakjubkan, mulai dari nudibranch langka, schooling fish, hingga soft coral berwarna-warni yang spektakuler.
“Kala itu, belum ada penyelaman yang terorganisir di Komodo. Temuan seperti Cannibal Rock membuktikan bahwa wilayah ini memiliki potensi luar biasa,” ujar Burt Jones dalam sebuah unggahan di Facebook mengenang ekspedisi tersebut.
Peran Wally Siagian dalam ekspedisi ini sangat signifikan. Dikenal sebagai sosok penuh semangat dan keberanian dalam menjelajahi perairan yang belum terjamah, Wally menjadi bagian penting dari tim pionir yang meletakkan fondasi awal wisata selam di Komodo—setara dengan destinasi-destinasi terkenal seperti Raja Ampat dan Sipadan.
Kini, lebih dari tiga dekade setelah ekspedisi itu, Taman Nasional Komodo berdiri sebagai salah satu destinasi diving terbaik di dunia. Semua itu tak lepas dari kontribusi tokoh-tokoh pionir seperti Wally Siagian, yang dengan dedikasi dan cintanya terhadap laut, membuka mata dunia akan keindahan bawah laut Indonesia Timur.
Wally Siagian lahir pada 22 September 1960 di Bandung, Jawa Barat. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai pribadi berdedikasi tinggi dan berkomitmen dalam setiap bidang yang ia geluti.
Wally Siagian meninggal dunia pada 1 April 2025 di Rumah Sakit Siloam, Labuan Bajo. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, serta rekan-rekan yang mengenalnya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait