Borong, iNewsFlores.id- Meski Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) gencar melaksanakan promosi komoditi kopi yang dihasilkan oleh masyarakat dan penawaran harga melambung tinggi, kini masyarakat petani di Colol, Lamba Leda Timur, keluhkan hasil produksi kopi menurun.
Fandi salah seorang petani mudah di Colol, Selasa (06/06/2023) mengatakan bahwa, kenyataan tahun ini permintaan biji kopi, terus meningkat di tengah menurunya produksi kopi.
Saat ini, lanjut dia, di pasaran harga kopi jenis arabika cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mentok harga Rp75.000 per liter. Kini meroket menjadi Rp23. 000 per liter.
“Kalau harga kopi sekarang memang sangat memuaskan para petani kopi pada umumnya. Lebih khusus lagi di wilayah Colol,” ujarnya.
Namun sayangnya produksi kopi sekarang sangat menurun sekali lebih khusus kopi jenis arabika.
Menurutnya tahun ini, para petani ada yang hanya memperoleh 2 karung kopi gelondong merah dari satu lahan kebun dibandingkan 10 karung pada tahun lalu.
Ia berharap untuk harga kopi tahun ini tetap bertahan di tahun-tahun selanjutnya.
Selain itu penyebabnya, menurut Frans, ada satu jenis pohon pelindung khusus kopi arabika yang sekarang sudah tidak ada yakni pohon kayu dadap, dan faktor kurangnya perawatan.
Sambung Fandi, perihal hajatan Pemerintah festival lembah Colol yang akan digelar pada bulan Juni ini, dirinya mendukung secara penuh. Sebagai bahan evaluasi, pemerintah mestinya harus melakukan pendampingan khusus terhadap para petani kopi, agar masyarakat bisa memperoleh cara membudidaya kopi.
Kata Fandi, Kawasan Lembah Colol merupakan pusat produksi kopi paling luas dan Kopo berkualitas dibandingkan daerah produksi kopi lain.
"Oleh karena itu pemerintah harus memberikan penyuluhan atau pendamping kepada para petani, agar kualitas kopi tetap terjaga dan terawat. Semakin tahun di Colol produksi kopi terus menurun. Pemerintah jangan hanya jadi marketing saja. Harus punya program khusus."
Editor : Yoseph Mario Antognoni