get app
inews
Aa Read Next : Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Hancurkan Ribuan Atap Rumah Warga

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Semakin Parah, Petani Terancam Gagal Panen

Senin, 16 September 2024 | 19:17 WIB
header img
Kondisi bunga tanaman mete di salah satu lahan pertanian di Kecamatan Wulanggitang yang hangus dihantam abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi. Foto: iNewsFlores.id/Marten Liwu

Flores Timur, iNewsFlores.id- Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT yang semakin parah membawa dampak yang merugikan bagi petani mete di Kecamatan Wulanggitang dan sebagian Kecamatan Ilebura. 

Material vulkanik yang dimuntahkan gunung setinggi 1.584 mdpl ini telah menghantam tanaman mete yang tengah berbunga, menyebabkan ancaman gagal panen bagi para petani setempat.

Paulus Bukan, seorang warga Desa Dulipali, ditemui di lokasi kebunnya, Senin (16/9/2024), mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini. "Partikel abu vulkanik Gunung Lewotobi ini menghantam tanaman mente saat tengah berbunga," ujarnya dengan nada cemas. Biasanya, hasil panen mete bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilogram sekali panen. Namun, kini produksi mereka merosot tajam, hanya sekitar 7 hingga 8 kilogram saja.

Keluhan serupa diutarakan oleh petani lainnya, yang mengkhawatirkan dampak berkepanjangan dari erupsi ini terhadap perekonomian lokal. 

"Mete adalah salah satu sumber penghasilan kami. Hasil kali ini benar-benar jauh dari harapan. Mau bagaimana lagi. Inilah musibah," tutur Bernadus. 

Dampak langsung dari abu vulkanik tersebut sangat terasa. Tanaman mete yang semestinya menjadi sumber penghasilan utama para petani di wilayah ini kini terancam gagal panen. Situasi ini tentu menjadi pukulan berat bagi masyarakat yang sangat bergantung pada sektor pertanian. 

Mereka berharap adanya perhatian dari pihak pemerintah dan lembaga terkait untuk mengatasi dampak erupsi ini, serta mencari solusi guna mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang. 

Gunung Lewotobi sendiri saat ini berada di status Level 3 atau Siaga, dengan intensitas erupsi yang tinggi sejak Desember 2023 hingga sekarang. 

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Sabtu (15/9), gunung api terlihat jelas dengan asap kawah utama berwarna kelabu yang mencapai ketinggian 800-1000 meter dari puncak. Cuaca di sekitar gunung cenderung cerah, dengan suhu udara berkisar antara 19-22°C dan angin lemah berhembus ke arah barat daya dan barat laut. 

Selama beberapa waktu terakhir, tercatat telah terjadi 3 kali letusan/erupsi, 2 kali gempa hembusan, 1 kali gempa harmonik, 8 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa vulkanik dalam, serta 2 kali gempa tektonik.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut