get app
inews
Aa Text
Read Next : Festival Jamu Nusantara, Pemerintah Dorong Jamu Jadi Motor Baru Ekonomi Kreatif

Polemik Parkir Ungkap Ketimpangan Kebijakan, Solusi Muncul dari Inisiatif Swasta

Senin, 28 Juli 2025 | 10:50 WIB
header img
Pengusaha Hotel dsn Restaurant Matheus Siagian rela membongkar bangunan usaha miliknya demi parkir yang sedang polemik di Kota Labuan Bajo. Foto: iNewsFlores.id/Mario

LABUAN BAJO, iNewsFlores.id – Ketimpangan dalam penegakan aturan parkir di jantung pariwisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali disorot. Kali ini, sorotan datang dari pengusaha lokal Matheus Saniang Naga Siagian — yang akrab disapa Pak Matt — yang justru memilih aksi konkret dibanding mengeluh di balik meja.

Dalam dua pekan terakhir, larangan parkir sepihak yang diberlakukan hanya di bagian bawah Jalan Soekarno Hatta memukul bisnis milik Pak Matt. Akses pelanggan terganggu, pendapatan restoran dan hotel menurun. Tapi alih-alih protes tanpa arah, ia memilih membongkar salah satu kamar hotelnya dan mengalihfungsikannya menjadi area parkir mobil seluas 70 meter persegi.

"Saya tidak mau hanya mengeluh. Saya ingin jadi bagian dari solusi. Kota ini milik kita semua," ujar Pak Matt, lugas.

Langkah ini bukan yang pertama. Sebelumnya, ia telah menyiapkan parkiran motor seluas 50 meter persegi di depan Green Cherry Restaurant, dan kini tengah mempersiapkan lahan tambahan 40 meter persegi di depan NY Crab Seafood Restaurant. Secara total, 150 meter persegi lahan parkir kini disiapkan secara mandiri olehnya — tanpa campur tangan pemerintah.

Namun, semangat solusinya dibarengi kritik tajam terhadap ketidakadilan perlakuan aturan.

"Saat saya urus IMB, saya diminta mundur 5,5 meter dari jalan dan membongkar bagian depan lantai tiga. Tapi bangunan lain yang tidak mundur tetap dapat izin, cukup dengan surat bersedia dibongkar jika diperlukan. Ini kan lucu, aturan kok fleksibel tergantung siapa yang urus?" kritiknya.

Ia juga menyoroti toleransi aneh di bagian atas Jalan Soekarno Hatta, tempat bis-bis besar bebas parkir setiap hari tanpa tindakan tegas.

"Kalau mau tertib, ya tertibkan semua. Jangan cuma bagian bawah jalan yang diatur, sementara yang atas dibiarkan seenaknya," tegasnya.

Tidak berhenti pada kritik, Pak Matt membawa sejumlah gagasan strategis:

1. Shuttle bus gratis yang berputar di jalur wisata, agar kendaraan pribadi tak menumpuk.

2. Titik parkir setiap 100 meter di kawasan strategis.

3. Pemindahan aktivitas Feri/Tilong ke Pelabuhan Multipurpose.

4. Penataan Jalan belakang (waterfront) sebagai zona parkir besar satu arah, terhubung langsung ke pusat kota.

Seruannya juga ditujukan pada sesama pengusaha:

"Jangan tunggu pemerintah. Kita pengusaha bisa mulai dari tempat kita sendiri. Saya sudah buktikan, teman-teman lain juga bisa," ajaknya.

Langkah-langkah Pak Matt menunjukkan bahwa perubahan di kota wisata seperti Labuan Bajo bisa dan harus dimulai dari inisiatif lokal. Di tengah ketimpangan kebijakan dan minimnya fasilitas, inisiatif seperti ini adalah tamparan halus bagi pemangku kepentingan.

"Kalau semua bergerak, saya yakin masa depan pariwisata Labuan Bajo dan PAD Manggarai Barat akan jauh lebih cerah," pungkasnya.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut