get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapolda Sulut Test Drive Mobil Listrik

Mobil Listrik Irit di Jalan, Bikin Kantong Bolong di Bengkel

Selasa, 19 Agustus 2025 | 10:41 WIB
header img
Mobil Listrik. Foto: iNewsFlores.id/Ist

JERMAN, iNewsFlores.idMobil listrik (EV) kerap dipromosikan sebagai kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, hemat biaya operasional, dan terbebas dari antrean panjang di SPBU. Namun, di balik keunggulan tersebut, muncul “jebakan biaya tersembunyi” yang bisa membuat pemiliknya terkejut saat terjadi kecelakaan atau kerusakan.

Sebuah riset yang dilakukan Asosiasi Asuransi Jerman (GDV) mengungkap bahwa ongkos perbaikan mobil listrik, khususnya pada bodi dan sasis, ternyata 15-20 persen lebih mahal dibandingkan mobil berbahan bakar bensin dengan kelas yang sama. Penyebab utamanya ada pada baterai, komponen paling vital sekaligus termahal, yang nilainya bisa mencapai 40-60 persen dari harga mobil.

Bayangkan, untuk mobil listrik seharga Rp500 juta, biaya penggantian baterai dapat menembus Rp200 juta hingga Rp300 juta. Bahkan benturan kecil di bagian bawah kendaraan bisa berujung pada penggantian total baterai, solusi yang umumnya direkomendasikan bengkel resmi.

Selain itu, perbaikan mobil listrik membutuhkan mekanik bersertifikasi khusus serta peralatan canggih yang tidak dimiliki semua bengkel. Faktor inilah yang membuat ongkos perawatan EV semakin tinggi.

Jika di Jerman Mahal, Bagaimana dengan Indonesia?

Kondisi di Jerman yang memiliki lebih dari 1,6 juta mobil listrik saja sudah menunjukkan biaya perbaikan yang lebih tinggi. Lantas, bagaimana dengan Indonesia yang infrastrukturnya masih terbatas?

Ketersediaan bengkel khusus EV, suku cadang baterai, hingga jumlah teknisi bersertifikat masih sangat minim di Tanah Air. Tidak jarang, pemilik mobil listrik harus menunggu berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan komponen dari luar negeri.

Meski demikian, ada secercah harapan. Wakil Direktur Jenderal GDV, Anja Käfer-Rohrbach, menyebut biaya perbaikan mobil listrik kini mulai turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya model EV di pasaran dan meningkatnya pengalaman bengkel maupun lembaga terkait dalam menangani kendaraan listrik.

Catatan bagi Calon Pemilik EV

Kenyataan ini bukan berarti mobil listrik tidak layak dimiliki. Janji efisiensi dan ramah lingkungan tetap nyata. Namun, calon pembeli harus menyadari bahwa di balik penghematan biaya harian, terdapat potensi “bom waktu” biaya perbaikan yang bisa menguras kantong.

Oleh karena itu, keputusan memiliki mobil listrik sebaiknya diiringi dengan perhitungan matang, bukan hanya tergiur pada promosi hemat biaya bahan bakar.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut