get app
inews
Aa Text
Read Next : Sebanyak 32 Desa di Manggarai Timur Belum Dialiri Listrik PLN, Ini Sejumlah Penyebabnya

Sudah 9 Tahun Beroperasi, SMA di Matim Gunakan Gedung Reyot Bambu

Kamis, 28 Juli 2022 | 19:24 WIB
header img
Bangunan Sekolah SMAN 6 Poco Ranaka yang terletak di Desa Compang Laho, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Foto: iNewsFlores.id/Iren Leleng

Borong, iNewsFlores.id - Sudah berjalan sembilan (9) tahun sejak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Poco Ranaka beroperasi, hingga kini lembaga pendidikan tersebut masih menggunakan bangunan reyot dari bambu.

Kenyataan miris ini diungkapkan sendiri oleh Kepala Sekolah SMAN 6 Poco Ranaka, Fransiskus Nomor, Kamis (28/07/2022).

Ia mengatakan, SMAN 6 Poco Ranaka, yang terletak di Lonto Ulu, Desa Compang Laho, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur sejak didirikan pada tahun 2013 lalu, masih menggunakan bambu hingga sekarang. 

Dampak dari minimnya sarana dan prasarana, setiap tahun minat siswa-siswi yang sudah tamat SMP untuk mendaftar di sekolah ini makin berkurang.

"Dari keseluruhan gedung SMAN 6 ini yang layak dipakai hanya 2 ruangan saja. Selebihnya masih menggunakan bambu yang sudah rapuh dan reyot sebagai dinding," ujarnya.

Fransiskus Nomor, menjelaskan banyaknya siswa yang mendaftar di sekolah ini tergantung minat siswa dari sekolah pendukung, misalnya sekolah dari Desa Lenang, Desa Compang Laho, Desa Pocong, Desa Golo Wune dan Desa Deno.

“Setiap tahun minat siswa/siswi yang mau mendaftarkan diri di sekolah ini sangat kurang, hampir-hampir setiap tahun mencapai 20-30 siswa/siswi saja,” kata Nomor.

Lebih lanjut, Nomor menjelaskan bahwa siswa sekarang lebih memilih untuk melanjutkan ke SMK karena keinginan untuk bisa langsung kerja setelah lulus. Selain itu keberadaan gedung yang terbatas membuat SMAN 6 Poco Ranaka menjadi lembaga asing di kawasannya.

Senada, juga disampaikan Wakil Kepala Sekolah, Anselmus Omes. Omes menjelaskan, dasar tidak adanya minat siswa untuk mendaftar ke sekolah karena kekurangan fasilitas seperti gedung sekolah.

“Hal mendasar tidak bisa dibangun gedung baru karena tarik ulur terkait sertifikat tanah. Ketidakjelasan urusan sertifikat tanah untuk sekolah ini menghambat pembangunan gedung baru. Sementara gedung yang ada ini sudah tidak layak dipakai belajar mengajar,” jelas Omes.

Sementara itu salah satu guru menjelaskan, terkait promosi menarik minat siswa baru, langkah promosi sudah dilakukan. Hanya saja tidak ada hasil signifikan.

“Promosi menarik minat sudah dilakukan. Hanya tidak ada perubahan jumlah murid yang mendaftar. Oleh karena itu peran semua pihak dibutuhkan demi menarik para siswa baru mendaftar di sini,” ujarnya.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut