get app
inews
Aa Text
Read Next : Gunung Lewotobi Kembali Meletus, PVMBG Imbau Warga Menjauh dari Zona Bahaya

Minim Antisipasi, Penutupan Bandara Maumere Picu Kekacauan dan Krisis Informasi di Lapangan

Senin, 07 Juli 2025 | 21:06 WIB
header img
Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere. Foto: iNewsFlores.id/Marten Liwu

Maumere, iNewsFlores.id – Penutupan sementara Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, yang diumumkan mendadak pada Senin (7/7/2025) pukul 09.00 WITA, menyisakan banyak pertanyaan soal kesiapsiagaan dan mitigasi transportasi udara di wilayah rawan bencana seperti Nusa Tenggara Timur.

Meski penutupan dinyatakan sebagai langkah untuk menjamin keselamatan penerbangan, kenyataan di lapangan menunjukkan buruknya koordinasi antar instansi dan lemahnya sistem penanganan darurat yang berdampak langsung pada 501 calon penumpang.

Sejumlah penumpang mengaku tidak mendapat informasi memadai dari maskapai maupun otoritas bandara terkait pembatalan penerbangan. Bahkan sebagian hanya mengetahui pembatalan saat tiba di bandara dan mendapati konter check-in kosong.

"Kami datang sesuai jadwal, tapi tidak ada petugas menjelaskan apa-apa. Informasi hanya dari pengeras suara dan sangat terbatas. Kami bingung harus bagaimana," ujar Andreas Domi, penumpang rute Maumere–Kupang yang ditemui di area terminal keberangkatan.

Lebih ironis, hingga beberapa jam setelah pengumuman penutupan, tidak tersedia posko informasi terpadu di bandara yang dapat melayani keluhan maupun memberikan kepastian alternatif transportasi.

Meski pihak maskapai dan Kementerian Perhubungan menyebut ada opsi reschedule, reroute, dan refund penuh, banyak penumpang mengaku kesulitan mengakses layanan tersebut. Sebagian besar diarahkan menghubungi call center yang tidak merespons cepat, sementara petugas di lokasi hanya menyarankan "menunggu perkembangan".

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, dalam keterangannya menekankan pentingnya pelayanan yang cepat dan adil kepada penumpang, namun fakta di lapangan menunjukkan lemahnya pelaksanaan imbauan tersebut.

“Ini bukan hanya soal force majeure. Tapi juga soal bagaimana manajemen krisis dijalankan. Sayangnya, tidak ada simulasi atau SOP darurat yang jelas bagi publik,” kritik Agustinus Lelo, pengamat transportasi dari Universitas Nusa Nipa.

Lebih lanjut, Agustinus menilai bahwa lokasi Bandara Maumere yang berada tidak jauh dari zona potensi terdampak erupsi seharusnya sudah memiliki protokol mitigasi yang matang, termasuk simulasi evakuasi, pengalihan rute udara, hingga penyediaan moda darat sebagai backup.

Di sisi lain, meski Kepala Bandara Partahian Panjaitan menyatakan bahwa penutupan dilakukan atas dasar keselamatan, namun tidak ada informasi publik sebelumnya yang memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan penutupan akibat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi.

Erupsi yang terjadi pukul 11.05 WITA dilaporkan menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi 18 kilometer dari puncak, menyebar ke arah utara hingga menjangkau koridor penerbangan Maumere. Tapi keputusan penutupan justru dilakukan dua jam sebelumnya, tanpa narasi publik yang terbuka soal indikator atau peringatan yang dijadikan dasar keputusan.

Kondisi ini memunculkan spekulasi bahwa pengambilan kebijakan lebih bersifat reaktif ketimbang preventif.

Hingga Senin malam, belum ada pernyataan dari pihak maskapai terkait kompensasi tambahan bagi penumpang yang mengalami kerugian material dan non-material akibat pembatalan mendadak ini.

Otoritas bandara saat ini masih melakukan pemantauan terhadap aktivitas Gunung Lewotobi sembari menunggu rekomendasi dari PVMBG dan BMKG. Operasional Bandara Fransiskus Xaverius Seda dijadwalkan kembali dibuka pada Selasa, 8 Juli 2025 pukul 06.00 WITA, jika kondisi telah dinyatakan aman.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut