Memanas! Thailand Klaim 100 Tentara Kamboja Tewas dalam Konflik Berdarah di Perbatasan

BANGKOK, iNewsFlores.id – Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja kembali memanas. Militer Thailand mengklaim telah menewaskan sekitar 100 tentara Kamboja dalam serangan udara dan tembakan artileri yang dilancarkan di wilayah Phu Phi.
Dalam pembaruan yang dirilis Jumat malam (25/7/2025) waktu setempat, Pusat Operasi Wilayah Angkatan Bersenjata Ke-2 Thailand menyatakan bahwa korban jiwa tersebut merupakan hasil dari pertempuran sengit yang terjadi di daerah strategis dekat garis perbatasan.
"Status terkini: sekitar 100 tentara musuh dilaporkan tewas di wilayah Phu Phi," tulis pernyataan militer Thailand, dikutip dari The Nation, Sabtu (26/7/2025).
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak militer maupun pemerintah Kamboja terkait klaim tersebut.
Pasukan Kamboja Luncurkan Serangan ke Titik-Titik Kunci
Dalam laporan lain, militer Thailand menyebut bahwa pasukan Kamboja telah meluncurkan serangan darat ke sejumlah titik strategis, termasuk Chong Bok, Sam Tae, Phu Makua, Chong Ta Thao, serta dua situs sensitif yakni Kuil Ta Meuan dan Kuil Ta Kwai.
Disebutkan pula bahwa pasukan Kamboja berusaha keras merebut Bukit 469 di Chong Bok, dan terus menggempur wilayah Sam Tae dengan tank dan meriam lapangan demi menguasai daerah tersebut.
Pertempuran Memuncak di Sekitar Kuil Phra Vihear
Salah satu titik konflik paling panas terjadi di sekitar Kuil Phra Vihear, kawasan yang selama ini menjadi sumber sengketa antara kedua negara. Bentrokan sengit dilaporkan masih berlangsung hingga Sabtu pagi, menurut laporan media Kamboja.
Tak hanya itu, militer Thailand juga mengklaim telah menghancurkan posisi Kamboja di Bukit 350 dengan serangan artileri intensif.
Situasi Masih Sangat Dinamis
Hingga saat ini, kondisi di perbatasan masih sangat dinamis dan berpotensi memicu eskalasi lebih besar. Belum diketahui secara pasti jumlah korban dari pihak Thailand, sementara perhatian dunia mulai tertuju pada kemungkinan memburuknya konflik dua negara bertetangga tersebut.
Editor : Yoseph Mario Antognoni