Kental Nuansa Adat, Zodiac Bajo Resmi Dibuka Sebagai Ikon Baru Labuan Bajo
LABUHAN BAJO, iNewsFlores.id - Sore itu di Labuan Bajo, udara tidak hanya membawa aroma laut, tetapi juga getaran tradisi yang kental. Lantunan musik daerah bersahut-sahutan dengan langkah-langkah tegap tarian adat Manggarai, menyambut setiap tamu yang datang dengan kehangatan khas Nusa Tenggara Timur.
Di titik itulah, Zodiac Bajo resmi membuka pintunya—bukan sekadar sebagai sebuah restoran atau lounge baru, melainkan sebagai sebuah ruang pertemuan yang lahir dari detak jantung budaya dan semangat pemberdayaan lokal.
Terletak strategis di pusat gerbang pariwisata Labuan Bajo, Zodiac Bajo hadir sebagai tempat berteduh yang nyaman—baik bagi wisatawan yang sedang menanti jadwal penerbangan, pelaku bisnis yang butuh ruang diskusi, maupun warga lokal yang ingin melepas penat. Namun, jika Anda masuk lebih dalam, tempat ini menyimpan cerita yang lebih bermakna daripada sekadar desain interior yang modern.
Peresmian yang dihadiri oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes, beserta jajaran pemerintah dan tokoh masyarakat, menjadi bukti bahwa kemajuan pariwisata tidak harus meninggalkan akar.
Peragaan busana tenun khas NTT yang anggun dan upacara adat yang khidmat menegaskan identitas asli tanah ini. Di sini, budaya bukan hanya penghias ruangan, melainkan fondasi utama dari pelayanan yang diberikan.
Cerita Tentang Wajah-Wajah Lokal Di balik harumnya seduhan kopi dan hidangan yang tersaji, ada 16 pasang tangan yang bekerja dengan hati. Luar biasanya, 14 di antaranya—atau hampir 90 persen—adalah putra-putri daerah Labuan Bajo. Mereka bukan sekadar karyawan; mereka adalah tuan rumah yang menyambut tamu dengan senyum tulus dan kebanggaan akan tanah kelahirannya.
Keberpihakan ini dipertegas oleh Gabriel Mahal selaku Konsultan Hukum Kado Bajo Group. Ia menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah komitmen jangka panjang. Hingga saat ini, ekosistem usaha mereka telah merangkul 374 UMKM dari berbagai pelosok NTT, memastikan bahwa roda ekonomi pariwisata benar-benar menyentuh dapur-dapur masyarakat kecil.
Lagu "Rumah Kita" dan Masa Depan Inklusif Satu momen paling menyentuh terjadi ketika Wakil Bupati dr. Yulianus Weng naik ke panggung. Alih-alih hanya memberikan pidato formal, beliau menyumbangkan suaranya lewat lagu "Rumah Kita". Pilihan lagu itu seolah menjadi doa dan harapan: bahwa Labuan Bajo adalah rumah bagi semua orang—tempat di mana investasi modern, pariwisata premium, dan kearifan lokal bisa duduk bersama di satu meja.
Wakil Bupati memberikan apresiasinya terhadap Zodiac Bajo yang berhasil membuka lapangan kerja sekaligus menjaga marwah adat Manggarai. Menurutnya, inilah wajah pariwisata masa depan—yang progresif namun tetap berakar.
Saat senja perlahan berganti malam dan musik mulai mengalun lirih, Zodiac Bajo tidak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan. Ia telah menjadi sebuah ruang yang bercerita tentang manusia, tentang solidaritas, dan tentang harapan akan pariwisata yang lebih inklusif dan memanusiakan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta