Borong, iNewsFlores.id - Insiden dugaan pemukulan yang dilakukan oleh MR oknum anggota TNI dari Koramil 1612/04 Borong terhadap empat siswa SMAK Arnoldus Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) berakhir diselesaikan secara kekeluargaan melalui jalur perdamaian.
Danramil 1612-04 Borong Valentinus Lanar ketika dihubungi media ini Jumat (19/8/2022) menjelaskan bahwa pihak TNI AD sudah mengambil langkah persuasif yakni dengan menemui keluarga korban dan pihak sekolah untuk menyelesaikan persoalan melalui jalur keluarga.
”Saat ini saya masih di Mukun bersama anggota saya Pak Celli. Kami datang untuk bertemu pihak keluarga korban dan pihak sekolah. Tujuan kedatangan kami untuk meminta maaf atas tindakan yang dilakukan oleh praka MR. Untuk pelaku pemukulan yakni Praka MR sudah di sel di Kodim 1612 Ruteng. Praka MR dalam proses lidik, untuk korban dan saksi kita akan panggil untuk dimintai keterangan dalam menangani kasus praka MR,” ungkap Valentinus.
Lebih jauh Valentinus menegaskan bahwa sikap TNI dalam penanganan kasus yang menimpa Praka R terus berjalan, sehingga publik bisa melihat bahwa TNI serius dalam menangani kasus pemukulan terhadap empat pelajar di Manggarai Timur.
Kata Valentinus, walaupun insiden tersebut berakhir damai, pihak TNI tetap diproses secara hukum terhadap Praka MR.
”Tadi keluarga korban meminta kepada pihak TNI agar kasus pemukulan tidak perlu diproses dan semua diselesaikan secara damai. Namun saya tegaskan bahwa proses hukum terhadap Praka MR tetap berjalan sesuai mekanisme hukum yang ada,” tutup Valentinus.
Sementara itu Praka MR, melalui keterangan Pers, menjelaskan motif kasusnya. MR menerangkan bahwa saat upacara berlangsung, keempat siswa terlihat kelakar, ribut dan ketawa.
"Dari awal saya selalu pantau hingga berakhir upacara selesai. Bagi kami upacara apel bendera merupakan upacara yang sangat sakral yang kita harus hargai dan menghormati apapun alasannya," tuturnya.
Atas dasar itulah seusai acara berlangsung, MR langsung cari keempat siswa tersebut.
"Dengan cara spontanitas saya langsung pukul keempat anak tersebut," ujarnya.
Masih jelasnya, terkait dengan informasi bahwa ia memukul keempat siswa tersebut dengan brutal dan dalam posisi mabuk itu tidak benar.
"Dan saya lakukan pemukulan itu bukan sebelum upacara dimulai. Namun saat setelah upacara apel penurunan bendera selesai. Secara pribadi dan atas kelembagaan ucapkan permohonan maaf kalau tindakan saya berlebihan terhadap keempat siswa," tutupnya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait