Kasus Dugaan Pembunuhan di Desa Nggilat, Pelaku Merekayasa Kematian Sustiana Melci Elda

Siprianus Robi
Pelaku EU (24) saat melakukan reka ulang adegan pembunuhan Sustiana Melci Elda (22) yang dilaksanakan di Aula Kemala Bhayangkari Polres Manggarai Barat, Senin (04/11/2024). Foto: iNewsFlores.id/ Humas Polres Mabar.

Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Kasus Kematian yang menimpa Sustiana Melci Elda (22) kini mulai titik terang hingga saat ini Satreskrim Polres Manggarai Barat menggelar Proses Rekonstruksi atau reka ulang adegan berlangsung di Aula Kemala Bhayangkari Polres Manggarai Barat pada Senin (04/11/2024) siang.

Pelaku EU (24) yang merupakan suami korban juga diduga merekayasa penyebab kematian korban yang disebut akibat bunuh diri.

Kasat Reskrim Polres Mabar, AKP Lufthi Darmawan Aditya mengatakan dalam proses rekonstruksi itu, Penyidik Polres Mabar menghadirkan tersangka, pengacara tersangka dan Dua orang saksi. Dalam rekonstruksi itu ada 27 adegan.

"Rekonstruksi hari ini menghadirkan tersangka, pengacara tersangka dan dua orang saksi. Ada 27 adegan rekonstruksi, ini semua berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi maupun tersangka sendiri," kata AKP Lufthi

Kata dia, kegiatan ini bertujuan untuk mencari titik terang dalam kasus pidana, sehingga sangat lazim dilakukan untuk memperkuat bukti yang didapat terkait tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka.

"Rekonstruksi ini untuk memberikan gambaran secara visual terkait peristiwa pidana ini supaya tidak terjadi perspektif berbeda antara keluarga korban dan tersangka. Ini juga bagian dari kepentingan penyidikan," ujarnya.

AKP Lutfi menyebut uraian kejadian tersebut sudah sesuai dengan keterangan saksi dan tersangka termasuk luka yang dialami korban sesuai dengan hasil autopsi yang didapatkan.

"Ini juga sejalan dengan hasil autopsi. Sudah sesuai dengan apa yang dilakukan tersangka terhadap korban," sebut Alumni Akpol angkatan 2015 itu.

Ia juga menambahkan hasil visum et repertum (VER) luar tubuh oleh pihak RSUD Pratama Komodo pada Jumat (04/10/2024) lalu menunjukkan adanya luka-luka pada beberapa bagian tubuh korban, termasuk leher, dada, perut, punggung belakang, tangan kiri, dan tungkai kiri, yang diduga akibat kekerasan benda tumpul.

Selain itu, dari hasil autopsi jenazah oleh Tim Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda NTT, pada 15 Oktober 2024 lalu, disimpulkan penyebab pasti kematian korban karena tertutupnya saluran nafas sehingga mati lemas. Namun kepada polisi, tersangka EU (24) hanya mengakui menganiaya korban. 

"Tersangka hanya mengakui menganiaya korban, menganiaya seperti apa nanti kita buka di persidangan," ungkapnya.

Terkait peristiwa ini, tersangka EU (24) dikenakan Pasal 351 Ayat (3) KUHP, Sub Pasal 351 ayat (2) KUHP, lebih sub Pasal 351 ayat (1) KUHP yang mengatur tentang penganiayaan dengan ancaman pidana penjara maksimal tujuh tahun.

"Untuk sementara kita masih menggunakan pasal 351 KUHP untuk pelimpahan berkas perkara tahap pertama. Jika ada petunjuk baru dari kejaksaan, bisa saja pasal tersebut diganti atau ditambahkan," ungkapnya.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network