Ruteng, iNewsFlores.id - Kepala dan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) berbeda pendapat terkait tingkat aktivitas Gunung Anak Ranaka di daerah itu.
Agustinus Adun, Sekretaris BPBD Kabupaten Manggarai kepada media ini menjelaskan bahwa tingkat aktivitas Gunung Anak Ranaka yang berlokasi di Desa Ranaka, Kecamatan Wae Ri'i masih berstatus waspada.
Status tersebut kata dia, berdasarkan data yang mereka peroleh dari BMKG melalui pos pengamatan Gunung Api Anak Ranaka yang kantornya berdekatan dengan Gunung tersebut, di Desa Ranaka, Kecamatan Wae Ri'i itu.
"Mereka sering kirim ke kami data-data setiap hari, dan hingga saat ini masih berstatus waspada," jelas Agustinus kepada media ini pada Selasa, 10 Desember 2024 di ruang kerjanya.
Pernyataan tersebut dibantah oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai, Stefan Tawar. Melalui pesan whatsApp kepada media ini, ia menjelaskan bahwa tingkat aktivitas Gunung Anak Ranaka berstatus normal atau telah kembali ke level 1 setelah sebelumnya sejak 3 Desember 2024 level waspada.
"Aktivitas gunung Api anak Ranaka sudah kembali ke level normal," terang Stefan kepada media ini melalui pesan whatsApp pada Selasa, 10 Desember 2024 pagi.
Pernyataan tersebut, lanjut dia, berdasarkan data yang ia terima dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Anak Ranaka.
"Level Normal itu sejak 9 Desember 2024 malam," lanjut Stefan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Manggarai, Stefan Tawar dalam keterangannya menjelaskan bahwa Gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Ini berdasarkan pengamatan visual.
"Cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat laut. Suhu udara 18-24 derajat celcius dan kelembaban udara 70-95 persen. Volume curah hujan 28 MM per hari," lanjutnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kegempaan yang terekam yakni, satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal dan empat kali gempa tektonik jauh.
Ia pun meminta, agar masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranakah maupun pengunjung wisatawan/pendaki agar tidak mendekati, memasuki dan beraktifitas didalam radius satu Kilo Meter (1Km).
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait