Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Tragedi Kanjuruhan Malang Malang pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1-2 Oktober 2022 menjadi duka bersama.
Menanggapi tragedi yang menewaskan sebanyak 131 orang itu, Komunis Anak Timor Gawean Flores (Anti Gores) Family bersama Komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL) Waterfront City Marina Labuan Bajo mengggelar aksi seribu lilin.
Aksi kemanusiaan di area wisata darat di tengah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat itu, juga mengenang pemuda korban penganiayaan pada akhir pekan lalu.
Martinus Jeminta (29), korban penganiayaan kelompok pemuda di Waterfront City, pada Minggu (2/10/2022) dini hari.
Pemuda yang setiap harinya berjualan jajanan cilok itu meregang nyawa usai kejadian, ia menghembuskan nafas terakhir di RSUD Komodo Labuan Bajo pada Minggu malam.
Peserta dengan khusyuk menjalani aksi. Mereka mengheningkan cipta dan mendaraskan doa-doa bagi keselamatan dan ketenangan jiwa para korban dalam dua kejadian tersebut.
Ketua Anti Gores Family, Henric Eurico Pellokila mengatakan, aksi tersebut merupakan empati mendalam dan solidaritas untuk dua kejadian tersebut.
Dua kejadian itu, lanjut Henric, menjadi keresahan yang direspon dengan aksi kemanusiaan mengenang para korban.
"Kegiatan yang kami lakukan dari tim Anti Gores Family hari ini untuk mengenang kasus yang terjadi di Malang dan kasus penganiayaan yang terjadi di Waterfront. Bentuk kepedulian kami dari tim Anti Gores, bentuk suport kami buat saudara-saudara kita yang mengalami musibah," katanya saat diwawancarai awak media.
Pria berambut putih itu menuturkan, kedua peristiwa itu menjadi duka mendalam bagi setiap warga negara Indonesia, tak terkecuali Komunitas Anti Gores Family dan PKL Waterfront City Marina Labuan Bajo.
"Sebagai anak bangsa yang turut merasakan kesedihan para korban serta turut mendoakan mereka semoga amal ibadah saudara-saudara yang ditinggalkan dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ungkapnya.
Ditanya terkait pemilihan lokasi kegiatan di Waterfront City Marina Labuan Bajo, Henric menjelaskan, tempat itu merupakan satu ikon wisata bagi warga dan wisatawan.
Sehingga, lanjut Henric, pesan yang ingin disampaikan dari aksi kemanusiaan dan solidaritas itu dapat tersampaikan kepada publik.
"Kebetulan kami menggandeng mitra kami, saudara-saudara kami yang berjualan di Waterfront, dan korban penganiayaan (juga) anggota yang berjualan di sini, makanya kita sama sama melakukan aksi doa bersama untuk para korban, " katanya
Pihaknya berharap, kejadian tragis serupa tidak akan terjadi lagi di Labuan Bajo maupun di seluruh NKRI.
Editor : Yoseph Mario Antognoni