Ruteng, iNewsFlores.id - Kepolisian Resort (Polres) Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta segera menghentikan seluruh aktivitas perjudian pada festival kuliner di lapangan Motang Rua, Ruteng. Aktivitas perjudian ini turut mewarnai festival kuliner dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-77.
Dari pantauan wartawan di lokasi, tampak puluhan bahkan ratusan warga silih berganti mengerumuni lokasi judi yang terletak di bagian timur lapangan Motang Rua itu. Ada beragam jenis perjudian di kegiatan festival tersebut antara lain, judi lempar gelang, bolang guling, dan beberapa jenis perjudian lainnya.
Tampak juga sejumlah warga silih berganti membeli gelang seharga Rp1.000, dengan sekali beli sebesar Rp5.000. Selanjutnya gelang tersebut dilemparkan dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang telah dimodifikasi. Apabila beruntung, warga mendapatkan beragam hadiah yang telah disimpan dalam kotak yang telah dimodifikasi tersebut.
Anehnya, meski sejumlah warga berupaya memasukan gelang tersebut ke dalam kotak yang telah dimodifikasi itu, namun upaya mereka sebagian besarnya gagal total. Bahkan warga harus merogoh kocek lebih dalam, karena terus berusaha memasukan gelang tersebut.
"Ada yang melempar ke hadiah jam tangan dan ada yang melempar ke baju dan hadiah sandal. Jika gelang itu masuk, pembeli bisa membawa jam tangan atau barang lainnya," kata seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Ia juga meminta aparat kepolisian Polres Manggarai untuk segera menghentikan seluruh aktivitas perjudian di lapangan Motang Rua Ruteng. Menurut dia, aktivitas judi ini sangat berdampak buruk terhadap masyarakat setempat. Bahkan bisa merusak generasi muda, sebab sebagian besar aktivitas perjudian tersebut diikuti oleh para pelajar.
Saat dikonfirmasi, Johny, pemilik judi lempar gelang mengatakan, dirinya menjual per gelang sebesar Rp1.000 dengan sekali beli per orang sebanyak lima gelang. Ia juga menawarkan setiap pengunjung untuk membeli gelang tersebut.
"Ayo, lima gelang lima ribu. Ayo, coba-coba," kata Johny sambil memegang puluhan gelang judi tersebut.
Johny mengaku, kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua pekan ke depan. Menurut dia, dirinya telah membayar sewa tempat kepada panitia festival kuliner sebesar Rp2.500.000.
"Saya bayar dua juta lima ratus untuk dua Minggu ke depan," ujarnya kepada wartawan di lokasi itu Senin malam (10/10).
Pemilik usaha judi lempar gelang itu menuturkan, dirinya datang dari kota Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT. "Saya buka food corner di Bajawa pak. Datang di sini, buka tempat ini," terang dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Kuliner Rustam R. Kelilauw mengklaim, tidak ada aktivitas perjudian di Festival Kuliner. Pada dasarnya kata dia, panitia tidak mengizinkan aktivitas perjudian dalam festival tersebut.
"Dari awal saya sudah bilang tidak ada permainan yang bersifat judi dalam festival kuliner ini," ujar Rustam kepada wartawan Senin malam (10/10).
Lebih lanjut ia mengatakan, sejauh ini belum ada laporan yang ia terima terkait adanya indikasi perjudian tersebut. Apabila benar, pihaknya akan menutup seluruh aktivitas perjudian di festival kuliner tersebut. Dia juga membantah terkait setoran uang dari pemilik judi lempar gelang tersebut.
"Tida ada setor uang ke kami. Mereka itu hanya bayar stand saja. Kalau memang malam ini ada terindikasi judi, maka malam ini saya akan tutup juga pungkasnya," klaim Rustam.
Editor : Yoseph Mario Antognoni