Borong, iNewsFlores.id - Wakil Bupati Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), Siprianus Habur, menaruh catatan kritis terhadap kegiatan Festival Kopi Lembah Colol, yang telah berlangsung pada 14-15 Juni lalu.
"Bangga dan luka, Festival Kopi Lembah Colol" demikian kata Sipri Habur saat melakukan dailog dengan masyarakat petani kopi Colol.
Menurutnya pergelaran Festival Kopi Lembah Colol sudah menjadi salah satu cara untuk membuka ruang diskusi terkait kondisi pertanian di daerahnya.
Kata Sipri, Kopi Lembah Colol yang telah mendunia ini tentunya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Manggarai Timur khususnya masyarakat Colol. Bahkan menjadi kebangaan pemerintah daerah setempat.
Akan tetapi, kata Siprianus Habur, ada luka tersembunyi dibalik komoditas kopi Colol itu mendunia. Luka yang dimaksud adalah mulai langka pangan lokal.
"Karena petani fokus dengan kopi. Sehingga lupa akan pangan lokal," ujar Sipri.
Selain itu, Siprianus Habur menjelaskan, selama ini para petani berusaha untuk meningkatkan produktivitas kopi dengan menggunakan pupuk kimia.
Tentu, penggunaan jenis Herbisida dan Pestisida bisa mengurangi kualitas tanah.
"Itu memiskinkan generasi, kamu semprot, kamu malas mau bersih kebun sehingga 10 tahun lagi generasimu sengsara karena semua tanaman di situ tidak akan jadi. Ini yang harus kita jaga bersama. Sehingga menurut saya tidak boleh bawa pestisida ke wilayah ini," jelas Sipri.
Selain itu, atas nama pemerintah, Sipri mengatakan secara jujur bahwa pemerintah belum memberikan sesuatu yang baik terkait persoalan di Colol selama beberapa tahun terakhir, dan akibatnya adalah produksi kopi yang dihasilkan oleh petani menurun drastis.
"Kegiatan festival hari ini karena kebanggan terhadap petani, karena petani yang bangkit. Kami harus jujur mengatakan bahwa, kami belum memberikan sesuatu yang baik terhadap petani di Colol. Kami jujur hal ini. Karena kondisi produksi kopi saat menurun. Kita mesti terbuka ungkap hal ini, supaya besok lusa tidak mendapatkan kebijakan yang biasa-biasa saja."
Terkait persoal tersebut kata Sipri, sejauh ini Pemerintah belum memberikan intervensi. Ia berharap dengan hajatan festival kopi ini bisa membantu petani kopi agar bangkit dari keterpurukan.
Tak hanya itu, Sipri meminta kepada pemerintah melalui dinas terkait untuk lebih peduli lagi kepada para petani yang dibuktikan kerja nyata bukan dengan kata-kata kosong sebagai pemanis.
Editor : Yoseph Mario Antognoni