Warga di Manggarai Resah Adanya Dugaan Penyelundupan Sapi dari NTT Tujuan NTB

Ronald Tarsan
Tempat sandar kapal di Langkas, Desa Paralando, yang diduga dipakai untuk menyelundupkan sapi. Foto: iNewsFlores.id/Ronald Tarsan

Ruteng, iNewsFlores.id - Dugaan penyelundupan sapi antarpulau dari wilayah Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Flores-Nusa Tenggara Timur (NTT) tujuan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilakukan setiap pekan dan meresahkan warga setempat.

Pemerintah Desa Robek kini telah mencium adanya indikasi penyelundupan sapi jantan bahkan sapi betina produktif menuju Bima, NTB. Padahal sapi betina produktif, tak boleh dikirim karena memengaruhi populasi sapi di daerah itu.

Seorang narasumber berinisial LK mengungkapkan, pengiriman sapi ilegal tanpa dilengkapi dokumen resmi itu telah berlangsung lama seperti di Nanga Nae, Langkas, Desa Paralando, Gincu, Desa Robek, dan Lemarang, Kecamatan Reok Barat. Sejumlah wilayah pinggir pantai di wilayah Reok Barat merupakan jalur tikus yang kerap digunakan untuk menyelundupkan sapi antarpulau.

"Mereka muat sekali dalam seminggu ke Bima NTB dan dalam skala besar sekitar 50 ekor. Setahu saya namanya Jamal yang sering muat sapi di Langkas," ujarnya kepada iNewsFlores.id saat ditemui di lokasi tersebut Kamis, 11 Agustus 2022.

Ia juga meminta pemda Manggarai dan aparat penegak hukum untuk segera menghentikan praktek penyelundupan sapi di wilayah mereka. Bila tidak segera dihentikan, populasi sapi di wilayah Reok Barat akan semakin berkurang karena sapi betina juga turut diselundupkan.

"Kami minta Pemda Manggarai dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku penyelundupan sapi di Reok Barat ini," beber dia.

Sementara itu, Kepala Desa Robek Hilarius Hanso membenarkan praktek penyelundupan sapi antarpulau tersebut. Meski begitu, Kades Hilarius mempertanyakan asal usul dari sapi-sapi tersebut.

"Pertanyaan saya adalah sapi ini dibawa dari berbagai wilayah yang ada di Manggarai dan Manggarai Timur bahkan melintasi kota Reo, lalu kenapa lolos sampai di Robek dan di Paralando. Menurut saya ini kejadian yang sangat aneh," tegas dia.

Kades Hilarius mengaku, hingga saat ini dirinya belum mengetahui identitas dari para pelaku penyelundupan ternak sapi menuju Bima, NTB.

"Kegiatan mereka sangat terbuka, seolah-olah tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Tapi saya pernah menegur mereka agar mengikuti prosedur," pungkas dia.

Lebih lanjut ia menambahkan, para pelaku juga tidak pernah berkordinasi dengan pemerintah desa. Ia juga mengaku, pemerintah desa tidak pernah terlibat sama sekali terkait maraknya kegiatan pengiriman sapi ilegal ke Bima tersebut.

"Saya pernah diundang oleh Wakil Bupati Manggarai, terkait maraknya pengiriman sapi ilegal di wilayah Pantai Utara (Pantura). Lalu saya jawab waktu itu saya juga tidak tahu terkait maraknya pengiriman sapi ilegal antara pulau. Karena sapi sapi dibawa melalui kota Reok," beber dia.

Dari pantauan iNewsFlores.id, tampak puluhan bahkan ratusan ekor sapi tengah merumput di sekitar wilayah pantai di Kecamatan Reok Barat. Tampak beberapa lokasi juga telah dibangun dermaga mini tempat kapal motor bersandar.

Sebagai informasi, dua kapal motor (KM) pengangkut 92 ekor sapi dari Pelabuhan Nanga Nae, Desa Paralando, Kecamatan Reok Barat, Manggarai, NTT tujuan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil diamankan oleh anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan Badan Intelejen Negara (BIN) pada Februari 2021 lalu.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network