Borong, iNewsFlores.id- Mengangkat dan mempromosikan potensi sumber daya alam, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menggelar Festival Kopi Lembah Colol (KLC) selama dua hari, tepatnya pada 14-15, Juni 2023.
"Kita sedang menawarkan cita rasa pariwisata dari tradisi kopi kita yang hebat ini. Maka ini bukanlah soal Colol dalam satu minggu festival, ini soal bagaimana kita merancang kampung halaman kita sebagai destinasi kopi terbaik kelas dunia. Jadi hanya pikiran besar yang bisa bertumbuh di tempat ini. Tentang tujuan, tentang harapan, tentang niat baik, dan bukan tentang masalah," kata Bupati Manggarai Timur dalam sambutannya.
Menurut Bupati Agas bahwa Lembah Colol merupakan surga kopi di dunia. Terhadap kekayaan potensi di wilayah itu, di hadapan ribuan pengunjung Bupati Agas meminta agar masyarakat harus ikut berlari.
"Hal yang ingin saya sampaikan, ketika anda sekalian melihat saya setengah berlari menuju panggung ini, maksudnya adalah kita tidak bisa lagi hanya berjalan untuk menguasai dunia. Kita sudah harus berlari. Dnia bergerak dan berubah dengan cepat, suka atau tidak suka, kita harus menyesuaikan diri. Ikut berlari atau tertinggal," jelas Agas.
Di kesempatan itu, Bupati Agas juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Lembah Colol yang telah bekerja keras bersama pemerintah daerah sehingga festival ini dapat terlaksana.
Bupati Agas pun dalam kesempatannya menyampaikan terkait keluhan produksi kopi yang dihasilkan oleh masyarakat yang saat ini sedang menurun.
Menurut Bupati, hal ini terjadi karena ada perubahan iklim menjadi isu hangat yang berpengaruh pada banyak sektor termasuk pertanian bersama sub. sektornya yaitu perkebunan, perikanan dan kehutanan.
"Kita ketahui bersama bahwa sektor pertanian dan perkebunan sangat bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menunjang produktivitasnya. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bahkan menyatakan bahwa salah satu ancaman paling serius terhadap masa depan keberlanjutan ketahanan pangan adalah implikasi perubahan iklim," tambah Agas.
Bupati pun juga meminta kepada para petani kopi harus mulai belajar tentang perubahan cuaca yang kemudian disesuaikan dengan pola tanam dan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk buatan yang dapat merusak lingkungan.
Peran pemerintah dan stakeholder lainnya adalah membantu melakukan pendampingan, pelatihan dan edukasi tentang cara bertani yang ramah lingkungan.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Rofinus Hibur Hijau, dalam sambutannya, terselenggaranya kegiatan festival ini guna mendorong peningkatan ekonomi petani dan pelaku usaha.
Di depan ribuan pengunjung Rofinus juga, memaparkan bahwa kawasan lembah Colol merupakan daerah penghasilan kopi terbanyak dan terbaik di Manggarai.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait