Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, menekankan tujuan program ini adalah menciptakan kemandirian masyarakat melalui ekonomi alternatif dan pemanfaatan energi bersih, tanpa menggerus tradisi. "Dengan demikian, manfaatnya berkelanjutan bagi seluruh komunitas, melestarikan dan mengembangkan desa berbasis adat di Indonesia," katanya.
Kepala Desa Lamalera B, Matheus Gilo Bataona, menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan Pertamina dan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan manfaat program ini. "Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan Pertamina yang begitu besar," ungkapnya.
Desa Lamalera sendiri dikenal dengan tradisi Levo Nuang, berburu ikan paus yang telah berlangsung lebih dari 500 tahun, dengan tetap menghormati aturan adat. Tetua Adat Ile Gaspar menjelaskan filosofi masyarakat Lamalera yang melihat hubungan erat antara darat dan laut, di mana keseimbangan di darat mempengaruhi hasil laut. Hasil buruan pun diprioritaskan bagi janda, fakir miskin, dan yatim piatu, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari dan barter dengan hasil pertanian dari Desa Wulandoni.
Program kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata, Paroki Gereja Katolik St. Petrus-Paulus Lamalera, LSM Lembata, Barakat, serta tetua adat desa. Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah, komitmen ESG Pertamina, dan tujuan SDGs, khususnya pendidikan berkualitas dan pertumbuhan ekonomi yang layak.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transisi energi, Pertamina menegaskan komitmennya mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui program-program yang berkontribusi langsung pada pencapaian SDGs.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait