Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Labuan Bajo Maritim Festival (LBMF) 2022 sudah dimulai sejak Jumat (21/10/2022) kemarin, dan akan berakhir Minggu (23/10/2022). Festival yang digelar Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) merupakan pesta rakyat dikemas dalam bentuk festival, yang mengajak komunitas lokal dan masyarakat untuk menjaga kelestarian bahari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Labuan Bajo Maritim Festival sebagai pesta perayaan kita bersama, kembali mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelestarian bahari," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina, Sabtu (22/10/2022).
Shana mengatakan, festival kali ini begitu ramai, dan dibuat dengan nuansa yang berbeda, tidak terlalu seremonial tetapi lebih ke pesta rakyat.
"Ini adalah event yang digagas dari, oleh, dan untuk masyarakat Labuan Bajo dengan kekuatan dari komunitas yang berkontribusi menjaga kelestarian alam bahari Labuan Bajo," jelas Shana.
Selain mengunjungi destinasi wisata di Labuan Bajo, wisatawan juga bisa merasakan nuansa lain dari Labuan Bajo yang ditampilkan melalui Festival Maritim ini.
"Jadi kalau kita hanya sekali saja ke Labuan Bajo melihat Komodo, biasanya kita mau ngapain lagi sih. Jadi LBMF ini hadir memberikan atraksi dengan nuansa yang berbeda (kepada wisatawan)," jelasnya.
Sejumlah kegiatan pada Festival yang bertema kelautan ini, di antaranya tour di kapal Pinisi. Pengunjung akan merasakan pengalaman berada di kapal Pinisi. Tak hanya wisatawan, masyarakat umum bisa mengambil bagian dalam tour Pinisi ini.
"Tour kapal pinisi, pengunjung bisa masuk ke dalam kapal, dia tour kapal, dia lihat kapal pinisi kayak apa bentuknya, kamarnya kayak gimana, dapur kayak apa, bagaimana pembuatan kapal pinisi. Masyarakat bisa teredukasi oh ini lho yang diinginkan wisatawan ketika datang ke Labuan Bajo," papar Shana.
Selain Tour Pinisi, di festival ini ada Bazar Maritim, dengan produk hasil laut oleh komunitas masyarakat pesisir. Bazar Maritim ini akan menampilkan atraksi memotong tuna dengan cepat, dan langsung diolah oleh pelaku UMKM yang hadir menjadi makanan olahan daging tuna yang siap saji. Kegiatan lainnya adalah Talkshow seputar aktivitas Maritim Labuan Bajo.
Festival ini juga diisi dengan kegiatan bersih sampah di area pesisir, dan penanaman koral dan pengecekan terumbu karang yang diinisiasi Komunitas Anak Muda di Pulau Rinca, akan melakukan penanaman 270 rumah karang di area seluas 1.000 meter persegi. Festival ini juga diramaikan dengan pertunjukkan musik.
"Inti dari LBMF ini adalah bagaimana aktivitas sehari-hari masyarakat pesisir yang ada di Labuan Bajo ini menjadi daya tarik dan dipertontonkan sebagai entertainment kepada wisatawan, bukan hanya sekedar kegiatan sehari-hari," kata Shana.
Semangat dari festival ini, ungkap Shana, adalah Give Back For Good yang mengajak semua komunitas dan masyarakat untuk memberi kembali kebaikan yang sudah alam sediakan untuk manusia, khususnya dari alam maritim.
Shana menjelaskan Festival Maritim Labuan Bajo berangkat dari ide yang dikompetisikan dalam Ideathon Event Floratama yang bertujuan untuk pemulihan sektor pariwisata berbasis event dengan mengaktivasi potensi ekosistem pelaku industri event lokal.
"Jadi ada lebih banyak lagi event organizer lokal yang terbentuk dari Labuan Bajo. Supaya mereka bisa menangkap peluang di industri Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition atau sering kita sebut MICE," papar Shana.
Sementara itu, seorang warga Labuan Bajo bernama Patrik begitu atusias mendatangi Waterfont City Marina Labuan Bajo untuk memgunjungi stan-stan UMKM yang berjualan di arena Labuan Bajo Maritim Festival
"Kegiatan ini besok berakhir, jadi saya janjian datang dengan keluarga dan teman-teman untuk menikmati beraneka ragam jualan UMKM yang ada di festival ini. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini sering diadakan di Labuan Bajo, karena bisa mendatangkan wisatawan dan UMKM jadi ramai di Labuan Bajo," ujar Patrik.
Festival yang digelar pertama kali ini dilaksanakan di Kawasan III Waterfront Marina Labuan Bajo selama tiga hari yakni 21-23 Oktober 2022.
Editor : Yoseph Mario Antognoni