Ruteng, iNewsFlores.id - Warga Desa Persiapan Kajong Barat, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menanam pohon pisang di tengah badan jalan. Aksi tanam pisang dilakukan warga pada Rabu kemarin (16/11/2022). Beberapa pohon pisang ditanam warga di tengah jalan yang menghubungkan Kajong menuju Rego, lantaran kecewa dengan pemerintah setempat sebab hingga saat ini tak kunjung diperbaiki.
Fransiskus Ambon, salah satu warga Dusun Munta, Desa Persiapan Kajong Barat menjelaskan, aksi tanam pohon pisang di tengah jalan tersebut dilakukan oleh orang muda Dusun Munta. Aksi tersebut, sebagai bentuk protes keras kepada Pemerintah Provinsi NTT atas kondisi jalan yang rusak parah selama bertahun-tahun.
Menanggapi aksi protes tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Fraksi Partai Demokrat, Silvester Nado angkat bicara terkait buruknya infrastruktur jalan di Munta, Desa Persiapan Kajong Barat, Kecamatan Reok Barat. Politisi Demokrat itu menyinggung janji Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit dan Wabup Heribertus Ngabut terkait perbaikan ruas jalan rusak itu.
Ia kemudian menagih janji kampanye paket Hery-Heri saat Pilkada 2022 lalu. Sebab, Paket Hery-Heri kini telah menjadi Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil Pilkada 2020 lalu. Karena itu, kata Silvester, rezim Hery-Heri harus bertanggung jawab terhadap janji kampanye mereka. Menurut politisi Demokrat itu, ruas jalan yang mengalami kerusakan berat tersebut menjadi materi kampanye strategis Paket H2N atau Hery-Heri di wilayah Kecamatan Reok Barat pada pesta demokrasi tahun 2020 lalu.
"Karena propaganda tersebut H2N mendulang suara banyak. Dalam kampanyenya H2N kerap menyinggung Calon Petahana (Deno Madur) tidak mampu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dalam rangka membangun ruas jalan itu. Menjadi pertanyaan sekarang adalah sudah sejauh mana koordinasi yang dibangun oleh Pemda Kabupaten Manggarai dengan pemerintah Provinsi NTT," kata Silvester kepada wartawan melalui WhatsApp Kamis (17/11/2022).
Anggota DPRD asal Kecamatan Reok Barat itu meminta pertanggungjawaban Bupati Hery Nabit terhadap janji tersebut. Bahkan ia menyebut, kampanye pada saat itu terkesan mengelabui masyarakat setempat. "Kalau lebih fulgar saya katakan adalah pembohongan publik terhadap masyarakat Kecamatan Reok Barat, karena kondisi ruas jalan tersebut sampai saat ini tidak mendapat perhatian," tegas Silvester.
Silvester menjelaskan, informasi yang ia peroleh dari provinsi pada tahun 2019 bahwa, rencana pembangunan jalan provinsi ruas jalan Kendindi menuju Simpang Hita akan dilaksanakan pada tahun 2020 lalu. "Namun, pada saat itu kita diperhadapkan dengan kondisi Pandemi Covid-19. Sehingga anggaran yang bersumber dari DAK untuk pembangunan ruas jalan tersebut dimanfaatkan untuk penanganan Pandemi Covid-19," ungkap Sil Nado.
Ia menambahkan, situasi pada saat Pandemi Covid-19 tersebut tentu dimaklumi oleh masyarakat. Sebab, daerah diperhadapkan dengan kondisi ekonomi yang serba sulit. Sehingga dibutuhkan ketersediaan anggaran yang memadai untuk penanganannya. Namun seiring berjalannya waktu, ruas jalan tersebut tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah provinsi.
"Kalau sudah masuk dalam rancangan untuk dikerjakan pada tahun sebelumnya, maka yang kita butuhkan adalah konsistensi pelaksanaan perencanaan program yang telah dibuat," pungkas Silvester.
Sebagai bagian dari masyarakat yang memanfaatkan ruas jalan tersebut lanjut Silvester, dirinya sangat kecewa dengan sikap pemerintah provinsi yang terkesan menutup mata dengan kondisi ruas jalan itu. Sejak peralihan status dari ruas jalan kabupaten menjadi ruas jalan provinsi hingga kini tidak mendapat perhatian dari pemerintah provinsi.
"Saya sangat mendukung dengan gerakan masyarakat yang menanam pohon pisang di ruas jalan tersebut, karena sudah tidak bisa dilalui kendaraan. Menurut saya lebih cocok di ruas jalan tersebut ditanam padi sawah dan juga budidaya ikan lele. Karena kondisinya berlumpur," beber Silvester.
Di samping itu, ia berharap agar perwakilan masyarakat Manggarai yang telah diutus ke provinsi memiliki niat untuk terus bersuara agar Pemprov NTT segera memperhatikan kondisi jalan itu. Apalagi ruas jalan yang rusak parah ini merupakan jalur strategis. Sebab jalan itu menjadi penghubung antar dua kabupaten yakni Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat.
Menurut dia, ketika ruas jalan ini tidak mendapatkan perhatian pada saat musim hujan seperti sekarang, kondisi ekonomi masyarakat sekitar akan terganggu dan bahkan lumpuh. Ia juga menguraikan, roda perekonomian tidak boleh disandera karena status jalan tersebut. Pemerintah harus bijaksana dalam menangani persoalan ini.
"Sehingga masyarakat tidak terkesan sudah jatuh, tertimpa tangga pula, karena mengingat kondisi ekonomi setelah Pandemi Covid-19 ini belum pulih total. Untuk itu kita mendesak pemerintah Provinsi NTT untuk menangani ruas jalan ini. Keadaan sekarang sangat darurat sehingga butuh penanganan cepat. Kalau sekiranya pemerintah provinsi tidak siap untuk mengerjakan ruas jalan tersebut, maka pilihan terbaik menurut saya status ruas jalan tersebut dikembalikan menjadi ruas jalan kabupaten," pungkas dia.
Untuk diketahui, aksi tanam pohon pisang di tengah jalan tersebut juga mendapat perhatian dari warga pengguna media sosial. Sebab, foto pohon pisang yang ditanam warga menjadi viral di media sosial facebook. Hingga kini, foto tersebut mendapat tanggapan beragam dari warganet. Bahkan hingga kini telah dibagikan ratusan kali.
"Bentuk protes warga terhadap pemerintah yang tidak peka dan masih tidur nyenyak di kursi empuknya. Bisanya janji, banyak bacot, sedikit aksi. Jalan raya Jalur Provinsi Jalan raya Dusun Tureng-Munta Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai," tulis akun facebook MY.
Selain MY, beberapa pengguna facebook melakukan repost atau unggah ulang foto tersebut. Semua postingan tersebut memuat kritikan terhadap pemerintah yang dinilai acuh atau masa bodoh dengan kondisi jalan itu.
Editor : Yoseph Mario Antognoni