Borong, iNewsFlores.id - Sanitasi Jamban merupakan kebutuhan pokok bagi setiap rumah tangga untuk mencapai standar kesehatan yang baik.
Kepala seksi, Kesehatan lingkungan (Kesling) Dinas Kesehatan Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kanisius Dugis Kambulawang, kepada iNews, Kamis (01/13/2022), mengatakan bahwa pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan pada tahun 2020 lalu menginisiasi program inovasi Gerakan Seribu Jamban (Geserjam).
Kata Kanisius, yang menjadi latar belakang program ini adalah tingginya angka stunting di Manggarai Timur akibat sanitasi yang buruk, sehingga tingginya angka penyakit yang berbasis lingkungan.
Khusus untuk diare pada balita, pada tahun 2019 misalnya mencapai 811 kasus, sedangkan untuk rumah tangga yang memiliki jamban sehat hanya mencapai 51,4%.
Lebih lanjut pencapaian implementasi program Gerakan Seribu Jamban Sehat hingga Juni 2022 meningkat menjadi 88% rumah tangga.
"Dan pada akhir tahun 2022 diperkirakan naik sampai 90% karena sedang didata oleh tenaga Kesehatan lingkungan di Puskesmas," terang Kanisius.
Ia mengatakan bahwa, program ini dibentuk melalui pendekatan masyarakat dengan pola arisan pembuatan jamban sebagai implementasi budaya gotong royong.
Langkah awal diterapkan pada lima desa di wilayah kerja Puskesmas Wukir, Puskesmas Mamba, Puskesmas Lempang Paji dan Puskesmas Dampek. Satu desa, terdapat satu kelompok yang beranggotakan 10 orang. Besaran arisan senilai 3 juta rupiah dan cicilannya setiap bulan ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok.
Setiap kelompok kemudian di training tentang pembangunan jamban sehat, dimulai dari proses perencanaan anggaran sampai mengatur pola arisan untuk membagi jatah rumah tangga yang menjadi prioritas.
Swadaya masyarakat menjadi kekuatan utama melibatkan banyak komponen, dimulai dari Camat, Kepala Desa dan masyarakat.
Ditargetkan, program Jamban sehat pada tahun 2024 mencapai 100%.
Editor : Yoseph Mario Antognoni