Sikka, iNewsFlores.id - Sikap arogan dilakukan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo kepada wartawan. Hal itu terjadi ketika seorang wartawan MNC bernama Joni Nura dimarahi dan dilarang mengambil gambar saat melakukan peliputan aksi protes ratusan masyarakat adat terhadap penunjukan pemasangan pilar yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sikka di Patiahu, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo terlihat meninjau langsung penunjukan pemasangan pilar atas tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) Nangahale-Patiahu. Saat kegiatan penunjukan pemasangan pilar itu berlangsung terjadi protes dari masyarakat adat dari Suku Soge dan Suku Goban yang mengakibatkan terjadinya aksi saling dorong dengan aparat yang berakhir ricuh.
Masyarakat adat selanjutnya menutup akses Jalan Trans Flores. Akibat penutupan jalan itu mobil yang ditumpangi Bupati Fransiskus Roberto Diogo terhalang.
Masyarakat bahkan menggelar aksi demo di pintu masuk eks HGU Patiahu di Patiahu, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Selasa (20/06/2023).
Dalam aksi protes ini, warga membawa sejumlah poster dan spanduk terkait penolakan pemasangan pilar.
Sementara itu saat wartawan termasuk Kontributor MNC Group Joni Nura yang sudah berada di lokasi sejak awal merekam peristiwa itu. Namun Bupati Fransiskus Roberto Diogo yang berada di dalam mobil lalu dengan wajah marah sambil menunjuk wartawan, selanjutnya meminta agar wartawan jangan merekam gambar.
"Saat kejadian itu saya sedang meliput aksi warga yang sedang saling dorong dengan aparat. Saat yang sama mobil bupati juga lewat dan dihadang oleh warga adat. Mungkin karena bupati melihat saya meliput, sambil menunjuk jarinya dia langsung berkata jangan diliput. Selain itu bupati juga mengeluarkan kata - kata yang tidak sopan dan sempat terjadi adu mulut," ujar Joni Nura.
Sementara proses pemasangan pilar atas tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) Nangahale-Patiahu tidak dapat dilakukan akibat warga terus menggelar aksi.
Editor : Yoseph Mario Antognoni