Flores Timur, iNewsFlores.id - Aparat Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur tengah memburu lima dari 16 tersangka yang diduga kuat terlibat dalam pembakaran 47 rumah di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) . Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin, 21 Oktober 2024, dan berakar dari konflik agraria antara Desa Ilepati Pati dan Desa Bugalima terkait batas tanah.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pengejaran tersangka yang masih buron.
"Saat ini, pencarian terhadap para tersangka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terus dilakukan," katanya kepada iNews, Rabu (23/10) malam.
Pihak kepolisian telah menetapkan 22 tersangka, namun tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan pengembangan penyelidikan.
"Penyidik sedang mendalami kasus ini. Jika ada bukti baru yang cukup, maka penetapan tersangka bisa bertambah," tambah AKBP Nyoman.
Konflik antara dua desa ini diduga dipicu oleh sengketa tapal batas tanah yang telah berlangsung lama. Ketegangan memuncak pada Senin malam, yang berujung pada aksi kekerasan. Akibat insiden ini, dua warga dilaporkan tewas dan puluhan rumah luluh lantak dilalap api.
Korban tewas pertama, seorang pria berinisial SSM (70), berasal dari Desa Bugalima. SSM yang tengah menderita stroke tidak mampu menyelamatkan diri saat rumahnya dibakar. Dia ditemukan tewas setelah terpanggang hidup-hidup di dalam rumahnya.
Korban tewas lainnya, TP (48) dari Desa Ilepati Pati, meninggal dunia akibat terkena tembakan senapan angin di bagian pinggang belakang. Selain korban jiwa, enam warga lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Larantuka.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur bersama aparat keamanan tengah berupaya melakukan mediasi dan mencari solusi damai atas konflik tersebut. Sementara itu, warga yang terdampak kebakaran telah dievakuasi ke tempat aman, dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan oleh berbagai pihak.
Situasi di Desa Bugalima dan sekitarnya masih dalam status siaga, dengan aparat keamanan terus berjaga untuk mengantisipasi potensi bentrokan lanjutan.
Editor : Yoseph Mario Antognoni