get app
inews
Aa Text
Read Next : Bentrok di Adonara, Polisi Tetapkan 21 Tersangka dan Sita Puluhan Senjata

Bentrok di Flores Timur: Polisi Tangkap Dua Kepala Desa, Satu Sekretaris Desa, Satu Wanita

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:01 WIB
header img
Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga besama Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita saat memberikan keterangan Pers kepada wartawan. Foto: NewsFlores.id/Marten Liwu

Flores Timur, iNewsFlores.id- Dua orang kepala desa, yakni Kepala Desa Ile Pati dan Kepala Desa Kimakamak, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur. Mereka diduga berperan sebagai provokator utama dalam konflik yang mengakibatkan kehancuran besar bagi warga Desa Bugalima pada Senin dini hari, 21 Oktober 2024.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, menyampaikan bahwa penahanan kedua kepala desa ini dilakukan setelah penyelidikan intensif atas peran mereka dalam memprovokasi bentrokan. 

"Kedua kepala desa tersebut telah kami tetapkan sebagai tersangka dan saat ini berada di tahanan Polres Flores Timur untuk penyelidikan lebih lanjut. Kami menduga mereka sebagai provokator dalam insiden ini," tutur Kapolres kepada iNews.id pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Tak hanya kedua kepala desa, Sekretaris Desa (Sekdes) Ile Pati juga turut ditangkap. Selain itu, seorang perempuan dari Desa Ile Pati ditahan dengan dugaan sebagai informan yang memberikan informasi terkait situasi di Desa Bugalima, sehingga memperparah eskalasi konflik di lapangan.

"Seorang perempuan tersebut kami amankan. Dia diduga sebagai informan yang memberikan informasi terkait kondisi Desa Bugalima kepada pihak Desa Ile Pati," ungkapnya. 

Hingga saat ini, total 22 orang telah diamankan oleh aparat kepolisian karena terlibat dalam penyerangan dan pembakaran di Desa Bugalima. Beberapa di antara mereka diduga merakit bom rakitan yang digunakan sebagai senjata dalam bentrokan tersebut.

Bentrokan ini tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga, tetapi juga memaksa 36 kepala keluarga (KK) atau sekitar 120 jiwa mengungsi ke Desa Wureh, tetangga terdekat mereka. Selain itu, sejumlah warga memilih untuk melarikan diri lebih jauh ke Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, di mana para pengungsi tersebar di beberapa kelurahan, termasuk Waibalun, Weri, dan Sarotari.

Kapolres Flores Timur menyatakan bahwa masalah ini sudah menjadi perhatian khusus dari Kapolda NTT. Ia mengimbau seluruh warga yang terlibat dalam konflik ini agar menahan diri dan tidak terprovokasi oleh hasutan yang bisa memperparah keadaan.

"Saya meminta masyarakat untuk tenang dan tidak mudah terprovokasi. Kami akan menindak tegas para pelaku sesuai hukum yang berlaku," tegas AKBP Nyoman.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut