Ricuh di Depan DPRD NTB, Mahasiswa Kibarkan Bendera One Piece: Gerbang Roboh, Spanduk Dibakar

Mataram, iNewsFlores.id – Aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam aliansi rakyat dan mahasiswa di depan Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (27/8/2025), berakhir ricuh. Bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian menyebabkan gerbang gedung roboh, sementara sejumlah spanduk aksi dibakar sebagai simbol perlawanan.
Kericuhan pecah ketika mahasiswa memaksa masuk ke halaman gedung DPRD. Aparat kepolisian yang berjaga berusaha menahan laju massa, namun dorong-dorongan tak terhindarkan hingga gerbang besi bagian barat ambruk. Situasi semakin memanas ketika demonstran menyalakan api dan membakar spanduk berisi penolakan terhadap kebijakan pemerintah.
Di tengah panasnya aksi, perhatian publik tersedot oleh pengibaran bendera bajak laut One Piece di antara kerumunan massa. Bendera hitam bergambar tengkorak tersebut dianggap mahasiswa sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan.
> “Itu lambang perlawanan. Sama seperti kru One Piece yang melawan penindasan, begitu juga mahasiswa melawan kebijakan yang menindas rakyat,” ujar salah seorang orator aksi.
Tuntutan Mahasiswa
Dalam orasinya, mahasiswa membawa sejumlah tuntutan besar, antara lain:
Hukum: Tolak RKUHAP, adili aparat pelaku kekerasan, lawan KKN dan militerisme.
Pendidikan: Tolak kenaikan biaya pendidikan, evaluasi program makan bergizi gratis, wujudkan pendidikan gratis demokratis serta kesejahteraan guru.
Lingkungan: Evaluasi proyek strategis nasional (PSN), tolak pertambangan ilegal, dan dorong keadilan ekologis.
Ekonomi: Batalkan kenaikan PBB, tolak kenaikan tunjangan DPR, wujudkan upah layak dan lapangan kerja, serta hentikan manipulasi pertumbuhan ekonomi.
Respons Aparat
Kepolisian hingga sore hari masih melakukan penjagaan ketat di sekitar gedung DPRD NTB untuk mengantisipasi kericuhan lanjutan. Pendekatan persuasif terus diupayakan agar massa membubarkan diri dengan tertib.
Aksi mahasiswa di NTB ini merupakan bagian dari gelombang protes nasional terhadap sejumlah kebijakan kontroversial pemerintah pusat. Penggunaan bendera One Piece dalam aksi pun menambah dimensi simbolik, menggambarkan semangat perlawanan generasi muda terhadap ketidakadilan.
Editor : Yoseph Mario Antognoni