get app
inews
Aa Text
Read Next : Ketika Anak-Anak di Pulau Boleng Bermimpi Punya Sekolah, Indonesia Datang Membantu

Anak-Anak SD di Boleng Bertaruh Nyawa Seberangi Banjir Demi Pulang Sekolah, Pemerintah Diminta Turun

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:57 WIB
header img
Anak-anak SD mempertaruhkan nyawa dan bertarung dengan derasnya arus sungai Wae Cipi, Desa Golo Nobo, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT untuk bisa mencapai sekolah. Foto: iNewsFlores.id/Ist

Labuan Bajo, iNewsFlores.id – Pemandangan memilukan kembali terjadi di Kampung Sita, Desa Golo Nobo, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Setiap musim hujan tiba, puluhan anak-anak sekolah dasar di wilayah ini harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk bisa sampai ke sekolah — atau sekadar pulang ke rumah.

Selasa (14/10/2025), usai hujan deras mengguyur selama hampir tiga jam sejak pukul 11.30 WITA, arus Sungai Wae Cipi kembali meluap. Air keruh berwarna coklat pekat itu memutus akses utama antara SDN Rintung dan perkampungan warga. Tak ada jembatan, hanya arus deras yang harus dilawan anak-anak kecil demi menuntaskan hari belajar mereka.

Dalam rekaman foto yang diterima redaksi, tampak jelas wajah-wajah takut para siswa SDN Rintung. Dengan jas hujan seadanya dan tas dibungkus plastik, mereka berdiri ragu di tepi sungai. Beberapa anak kecil tampak digendong oleh orang dewasa agar tak terseret arus yang sudah setinggi lutut orang dewasa. Potongan kayu dan reruntuhan di pinggir sungai menjadi saksi betapa buruknya kondisi infrastruktur di wilayah itu.

Fenomena ini bukan peristiwa baru. Setiap musim penghujan, warga dan anak-anak di Kampung Sita selalu dihantui kekhawatiran yang sama. Tak jarang, para guru harus menghentikan kegiatan belajar lebih awal ketika hujan deras turun, demi menghindari risiko siswa terjebak di seberang sungai.

“Kami sudah sering sampaikan ke pemerintah soal jembatan ini, tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata,” ujar salah satu warga dengan nada kecewa.

Warga berharap pemerintah daerah, baik Kabupaten Manggarai Barat maupun Pemerintah Provinsi NTT, segera membangun jembatan penyeberangan di Sungai Wae Cipi. Mereka menegaskan, persoalan ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal keselamatan dan masa depan anak-anak mereka.

Potret pilu ini menjadi tamparan bagi nurani semua pihak. Di tengah semangat membangun destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo, masih ada anak-anak yang harus menantang maut demi hak dasar mereka untuk bersekolah.

Sudah saatnya Pemerintah turun tangan, membuka mata dan hati. Jembatan Wae Cipi bukan sekadar proyek, melainkan jembatan menuju masa depan generasi muda Manggarai Barat.

“Jangan tunggu tragedi baru bertindak,” kata seorang guru SDN Rintung lirih.

Kini, warga hanya bisa berharap suara mereka tidak kembali tenggelam bersama derasnya banjir Sungai Wae Cipi.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut