get app
inews
Aa Text
Read Next : Heboh Isu Penculikan Anak di Wae Moto Ternyata Hoax! Pria yang Diamankan Warga Diketahui ODGJ

Stigma bagi ODGJ di NTT Masih Sangat Kuat, Perlu Edukasi Terus Menerus

Jum'at, 05 Desember 2025 | 22:43 WIB
header img
Kegiatan penguatan kapasitas nakes oleh Jaringan Peduli Masyarakat dan Yayasan Ayo Indonesia di Ruteng, pada Kamis (4/11/2025). Foto: iNewsFlores.id/Taris

Ruteng, iNewsFlores.id - Perawat Jiwa Profesional juga dosen asal Australia, Scott Brunero, mengatakan stigma menjadi kendala untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa di Indonesia termasuk di NTT. 

"Jadi untuk stigma masih kuat, tapi bagaimana kita memperbaiki generasi paling muda," kata Scoot saat kegiatan penguatan kapasitas Nakes dari Jaringan Peduli Masyarakat dan Yayasan Ayo Indonesia, di Ruteng, pada Kamis (4/12/2025). 

Menurut dia, untuk menghilangkan stigma bagi orang dalam pemantauan (ODP) itu, perlu dibicarakan terus menerus mengenai kesehatan mental. 

"Sehingga orang akhirnya teredukasi dan mulai mengurangi stigma bahwa orang yang ODGJ bisa sama seperti kita," ujar dia. 

Menurut dia, kegiatan penguatan kapasitas untuk tenaga kesehatan dan petugas lapangan dari kesehatan mental itu sangat baik. Apalagi para peserta sangat antusias mengikutinya. 

"Saya melihat peserta yang hadir punya keinginan untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Semua itu dilihat karena berempati dengan hati," katanya. 

Ia menyebut, para nakes akan menjadi leader terkait hal kesehatan mental di waktu yang akan datang 

"Nakes ini menjadi garda terdepan untuk mengawal isu kesehatan mental," katanya. 

Sementara itu, Grace Mada, Penanggung Jawab Program Bersahaja dari Jaringan Peduli Masyarakat, mengatakan kegiatan peningkatan kapasitas  itu diselenggarakan berdasarkan kebutuhan para nakes dan petugas lapangan kesehatan mental di Manggarai dan Manggarai Timur. 

"Kita melihat ada kebutuhan dari teman-teman di sini, terkait penanganan kepada saudara-saudara yang ODP," kata Grace. 

Kegiatan itu, lanjut dia, fokus terkait bagaimana melihat status mental pasien termasuk halusinasi. 

"Kita juga mendiskusikan bagaimana pengobatan karena ini juga salah satu kebutuhan di mana setiap pasien itu kontraindikasi dan efek samping obat itu beda-beda," katanya. 

Selain itu, kegiatan itu juga membahas tentang penanganan ODP yang kambuh dan hubungan terapeutik antara pasien. 

"Jadi semua ini adalah kebutuhannya teman-teman di lapangan. Bagaimana kita menguatkan kapasitas mereka untuk mampu mendampingi dengan empati," imbuh dia.

Maria Goreti Silviani Gage, perawat sekaligus penanggung jawab kesehatan jiwa (Keswa) Puskesmas Peot, Kabupaten Manggarai Timur, mengapresiasi pihak Jaringan Peduli Masyarakat dan Yayasan Ayo Indonesia karena telah mengadakan kegiatan kapasitas para Nakes untuk kesehatan jiwa tersebut. 

"Kami senang bisa dilibatkan dalam kegiatan ini. Karena dengan adanya kegiatan ini kami Nakes secara ilmu pengetahuan diperbarui," kata Yega sapaan akrabnya. 

Ia juga menyampaikan terima kasih karena Ayo Indonesia telah menyiapkan kader yang bisa membantu mengontrol ODP di puskesmas.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut