Ruteng, iNewsFlores.id – Menjelang akhir tahun 2022, harga sembako (sembilan bahan pokok) di Pasar Inpres Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai meroket. Kenaikan harga sembako tersebut kembali dikeluhkan warga setempat.
"Harga beberapa jenis bahan pokok sudah mulai naik, jadi sangat merugikan masyarakat," kata Astri, seorang pengunjung pasar Inpres Ruteng kepada wartawan Rabu (14/12/2022).
Sementara itu, seorang pedagang, Hendra Ibrahi mengatakan, pihaknya mulai menaikan harga beberapa jenis bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih dan telur.
“Kami sudah naikkan harga beberapa jenis sembako,” ujarnya.
Hendra mengungkapkan, harga bawang merah naik menjadi Rp35 ribu dari harga sebelumnya sebesar Rp25 ribu per kilogram. Sedangkan bawang putih naik menjadi Rp30 ribu dari harga sebelumnya Rp25 ribu per kilogram. Selain itu, harga telur bervariasi, ada yang Rp70 dan Rp75 per papan.
“Telur dari harga Rp60 ribu. Naiknya signifikan semenjak bulan-bulan begini,” pungkas dia.
Ia mengaku, harga bawang putih dan bawang merah mengalami kenaikan sejak Agustus lalu. Sehingga, salah satu alasan kenaikan harga bawang karena dipicu kurangnya setok akibat curah hujan yang tinggi.
“Bawang merahnya dari Bima, pak. Sedangkan bawang putih dari Surabaya. Karena bawang dari Reok saat ini belum musimnya,” ujarnya.
Kebutuhan lain yang mengalami kenaikan di Pasar Inpres Ruteng adalah daging babi. Sebab, kebutuhan daging menjelang hari raya Natal sangat tinggi.
“Daging babi jika sebelumnya dibanderol dengan harga Rp110.000 per kilogram naik menjadi Rp115.000 hingga Rp120.000 per kilo gram,” kata Silvester Pampu, salah seorang pedagang daging babi di Pasar Inpres Ruteng.
Di samping itu, kata dia, naiknya harga daging babi disebabkan karena pasokan daging babi dari peternak sangat terbatas. Bahkan setiap tahunnya, harga daging babi tidak stabil, dan terus mengalami kenaikan signifikan.
"Sehingga harga daging babi tidak ada patokan. Harga babi saja sekarang kami beli dengan standar Rp7 juta hingga Rp8 juta per ekor,” ungkap dia.
Menurut dia, kebutuhan daging babi bukan hanya di wilayah Manggarai, tetapi ada yang dari luar Manggarai seperti Maumere, Kabupaten Sikka dan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait