Borong, iNewsFlores.id - Wilayah lembah Colol, yang meliputi Desa Rende Nao, Desa Wejang Mali, Desa Uluwae dan Desa Colol, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil kopi.
Ada tiga jenis varietas kopi yang tersedia di lembah itu, yakni; Kopi Arabika, Kopi Juria, dan Yellow Kopi. Kopi Colol ini diketahui telah meraih juara kopi terbaik di Indonesia saat ajang festival kopi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 2018 silam.
Selain sumber daya komoditas kopi, keunikan lain yang menarik di wilayah itu adalah kesejukan alam dengan rimbunan daun kopi nan hijau ditambah warna-warni buah kopi yang dapat memanjakan mata anda.
Setiap pengunjung yang datang kesana akan disuguhkan kopi pahit "kopi pait". Namun menikmati kopi pa'it, Colol tidak lengkap jika tak ditemani keladi tumbuk "teko da'ul" dalam balutan tradisi orang Colol. Teko Da'ul dalam bahasa sehari-hari masyarakat disana menyebutnya nasi kaget.
Bahan utama keladi tumbuk "teko da'ul" adalah gula pasir dan garam. Dalam prosesnya, keladi dikupas, kemudian direbus. Setelah masak keladi tersebut ditumbuk dan dicampurkan dengan gula, garam, dan susu bubuk agar menjadi nikmat.
Sovia (24), warga asal Colol mengaku, kopi pa'it dan nasi kaget merupakan ciri khas kuliner di desa itu. Ia menjelaskan bahwa di Colol kaya akan sumber daya alam.
Tentunya kekayaan alam yang kita nikmati harus tetap dipertahankan.
"Teko da'ul "keladi tumbuk", adalah makanan khas yang diwariskan kepada kami sejak turun temurun," kata Sovia, Minggu (05/03).
"Minum kopi pahit ini ciri khas kami orang Colol, bukan berarti kami tidak bisa campur dengan gula pasir," tutur Sovia sembari menyuguhkan secangkir kopi dan sepiring nasi kaget kepada saya, untuk di nikmati.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait