Adapun akan penggunaan fungsi dan peran alat MRI, Siloam Hospitals Kupang merencanakan keberadaan MRI dihadirkan menjelang akhir tahun 2022.
Profesor Eka mengatakan, MRI yang ada di propinsi NTT seharusnya bisa dioptimalkan dalam waktu 5 tahun ini. Karena alat ini sudah ada dan dokter spesialisasi khusus bagian otak juga telah ada.
Apalagi tren penyakit stroke ini makin meningkat sementara Covid-19 semakin menurun. Sehingga para dokter spesialis di NTT harus rajin sosialisasi ke masyarakat untuk mengoptimalkan citra MRI yang ada sekaligus menjadi tindakan preventif bagi masyarakat agar tidak terkena kanker otak dan stroke.
"Masyarakat juga jangan takut chek up kesehatan, karena tumor otak ukuran kecil akan jauh lebih mudah diangkat dibanding sudah membesar. Jadi jangan biarkan diri stroke tetapi rajin periksa kesehatan dan jaga pola makan," tutur Prof Dr dr Eka J Wahjoepramono, Sp.BS, Ph.D.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengatakan, NTT sudah memiliki 2 unit alat kateterisasi untuk tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni alat atau teknik yang dipakai untuk menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (Iodine) agar bisa dideteksi alat X-ray melalui film. Tetapi alat tersebut belum digunakan, padahal sudah banyak dokter spesialis di NTT.
Dihadapan gubernur VBL, Profesor Eka juga mengusulkan, jika masyarakat NTT yang terkena penyakit kanker otak dan tumor, dokter dari Jakarta yang didatangkan ke NTT, bukan pasien yang ke Jakarta.
"Sehingga menghemat biaya dan ada transfer pengetahuan kepada para dokter dan perawat di NTT," ungkap Prof Eka.
Sementara Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat pada kesempatan itu memuji Profesor Eka yang telah membanggakan Indonesia di mata dunia. Karena dokter spesialis bedah itu mampu mengoperasi tumor otak dan kanker otak.
Karena ketika bicara tentang dunia medis orang akan lebih memilih pergi ke Singapura, Malaysia dan lainnya. Tetapi Prof Eka telah menunjukan kepada dunia internasional bahwa Indonesia lebih dari mampu untuk bedah tumor otak, kanker dan penyakit otak lainnya," ungkap l Gubernur Viktor.
Gubernur VBL meminta film hasil operasi berbagai macam penyakit otak yang dilakukan Profesor Eka dan tim agar bisa diputar saat kunjungan ke desa-desa serta gereja agar masyarakat NTT dan para dokter di NTT paham tentang kanker dan tumor otak.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta