KUPANG, iNews Flores.id - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor B Laiskodat menyampaikan apresiasinya kepada tim bedah saraf Siloam Hospitals, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D.
Apresiasi disampaikan atas peran Siloam Hospitals yang secara berkelanjutan mengedukasi dan melayani masyarakat di kota Kupang pada lingkup kesehatan, khususnya kesehatan otak.
"Apresiasi ini saya sampaikan atas peran Siloam Hospitals yang secara kontinyu mengedukasi warga di kota Kupang agar senantias menjaga kesehatannya melalui ragam materi dan layanan. Salah satunya Edukasi dengan pemutaran film tiga dimensi ini yang materi dan gambarnya sangat jelas sekali, agar kita semua senantiasa menjaga kesehatan otak", tutur Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor B Laiskodat di Cinepolis Lippo Plaza Kupang, Minggu (31/7/2022) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Viktor B Laiskodat turut mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dan para dokter diminta mengoptimalkan alat Citra Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang berperan guna pencegahan, mendeteksi dan menolong masyarakat agar tidak terserang tumor otak, pendarahan otak dan mencegah stroke.
Ajakan tersebut disampaikan dan searah dengan layanan edukasi yang disampaikan tim bedah saraf Siloam Hospitals, dalam bentuk Pemutaran Film 3D & Edukasi Kesehatan Otak oleh Prof Dr dr Eka J Wahjoepramono, Sp.BS, Ph.D.
Adapun akan penggunaan fungsi dan peran alat MRI, Siloam Hospitals Kupang merencanakan keberadaan MRI dihadirkan menjelang akhir tahun 2022.
Profesor Eka mengatakan, MRI yang ada di propinsi NTT seharusnya bisa dioptimalkan dalam waktu 5 tahun ini. Karena alat ini sudah ada dan dokter spesialisasi khusus bagian otak juga telah ada.
Apalagi tren penyakit stroke ini makin meningkat sementara Covid-19 semakin menurun. Sehingga para dokter spesialis di NTT harus rajin sosialisasi ke masyarakat untuk mengoptimalkan citra MRI yang ada sekaligus menjadi tindakan preventif bagi masyarakat agar tidak terkena kanker otak dan stroke.
"Masyarakat juga jangan takut chek up kesehatan, karena tumor otak ukuran kecil akan jauh lebih mudah diangkat dibanding sudah membesar. Jadi jangan biarkan diri stroke tetapi rajin periksa kesehatan dan jaga pola makan," tutur Prof Dr dr Eka J Wahjoepramono, Sp.BS, Ph.D.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengatakan, NTT sudah memiliki 2 unit alat kateterisasi untuk tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni alat atau teknik yang dipakai untuk menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (Iodine) agar bisa dideteksi alat X-ray melalui film. Tetapi alat tersebut belum digunakan, padahal sudah banyak dokter spesialis di NTT.
Dihadapan gubernur VBL, Profesor Eka juga mengusulkan, jika masyarakat NTT yang terkena penyakit kanker otak dan tumor, dokter dari Jakarta yang didatangkan ke NTT, bukan pasien yang ke Jakarta.
"Sehingga menghemat biaya dan ada transfer pengetahuan kepada para dokter dan perawat di NTT," ungkap Prof Eka.
Sementara Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat pada kesempatan itu memuji Profesor Eka yang telah membanggakan Indonesia di mata dunia. Karena dokter spesialis bedah itu mampu mengoperasi tumor otak dan kanker otak.
Karena ketika bicara tentang dunia medis orang akan lebih memilih pergi ke Singapura, Malaysia dan lainnya. Tetapi Prof Eka telah menunjukan kepada dunia internasional bahwa Indonesia lebih dari mampu untuk bedah tumor otak, kanker dan penyakit otak lainnya," ungkap l Gubernur Viktor.
Gubernur VBL meminta film hasil operasi berbagai macam penyakit otak yang dilakukan Profesor Eka dan tim agar bisa diputar saat kunjungan ke desa-desa serta gereja agar masyarakat NTT dan para dokter di NTT paham tentang kanker dan tumor otak.
Seputar Peran Otak Manusia
Otak manusia memiliki fungsi yang begitu menakjubkan.
Dengan lebih dari 100 miliar sel saraf (neuron), organ ini mampu menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Kemampuan otak manusia dalam membangun ide dan kreativitas menjadikan manusia berbeda dengan hewan.
Merunut sejumlah fakta pada perjalanan sejarah dunia membuktikan, bahwa manusia dengan kemampuan berpikirnya mampu membangun peradaban.
Salah satunya melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan otak manusia ditentukan bukan semata-mata melalui jumlah sel saraf, tetapi melalui hubungan yang terbentuk antar sel saraf tersebut (sinaps).
Semakin banyak sinaps yang terbentuk, maka semakin tinggi kapasitas otak dalam memproses informasi.
Sinaps otak bisa dipicu oleh berbagai aktivitas otak, diantaranya adalah belajar dan berpikir.
Sebaliknya, sinaps otak juga bisa mengalami kerusakan akibat berbagai hal, di antaranya merokok dan penggunaan narkoba.
Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D bersama tim bedah saraf (TBS) Siloam Hospitals secara rutin dan berkelanjutan mengadakan pemutaran film 3D dan seminar edukasi kesehatan otak di berbagai penjuru Nusantara. Edukasi melalui pemutaran film tiga dimensi di Kota Kupang merupakan kali kedua yang dilakukan tim bedah saraf Siloam Hospitals.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, sekaligus pimpinan tim bedah saraf Siloam Hospitals, Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D., ikut menghimbau agar pemutaran film dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kualitas masyarakat di kota Kupang.
Ratusan peserta yang terdiri dari dokter umum, mahasiswa kedokteran dan masyarakat umum berada di bioskop Cinepolis Lippo Mall Kupang pada Minggu (31/7/2022). Bukan untuk menonton film box office, melainkan Pemutaran Film 3D dan Edukasi Kesehatan Otak bersama nara sumber ahli bedah saraf, Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, SP. BS. Ph. D. Kedua kali kedatangan Prof. Eka ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Siloam Kupang.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta