Logo Network
Network

Biaya Kontribusi Kenaikan Harga Tiket ke Pulau Komodo Otomatis untuk Warga Penjual Souvenir

Yoseph Mario Antognoni
.
Jum'at, 30 Desember 2022 | 13:50 WIB
Biaya Kontribusi Kenaikan Harga Tiket ke Pulau Komodo Otomatis untuk Warga Penjual Souvenir
Penjual souvenir di Pulau Komodo otomatis menerima dana khusus dari biaya kontribusi konservasi di Taman Nasional Komodo akibat kenaikan harga tiket. Foto: iNewsFlores.id/Istimewa

Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Kenaikan harga tiket ke Pulau Komodo, Pulau Padar dan perairan sekitarnya yang diberlakukan oleh PT Flobamor Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah resmi mengelola sistem masuk ke Pulau Komodo, Pulau Padar dan Perairan sekitarnya di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) ini ternyata berdampak langsung ke warga Pulau Komodo yang berjualan souvenir.

Menurut Direktur Operasional PT Flobamor Abner Esau Runpah Ataupah, untuk di Pulau Komodo sendiri, PT Flobamor telah menjadi off taker untuk pelaku UMKM dalam bidang souvenir.

"Itu juga yang kita lakukan di Taman Nasional Komodo khususnya yang untuk di souvenir artinya dengan adanya biaya kontribusi konservasi ini otomatis ada jatah khusus untuk pembelian souvenir," jelasnya

Dirinya menambahkan, penjual souvenir di Pulau Komodo tidak perlu kwatir karena akan ada kepastian pembelian souvenir oleh PT Flobamor.

"Jadi orang-orang souvenir di Pulau Komodo khususnya tidak perlu lagi khawatir souvenirnya tidak laku, karena otomatis dana pembelian souvenir langsung ke warga penjual. Dan reka punya kepastian pembelian. Salah satu tugas PT Flobamor sebagai BUMD seperti itu," ujarnya

Sistem pengelolaan ini nantinya dilakukan secara konkuren bersama Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sebagai instansi teknis Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Keterlibatan PT Flobamor secara resmi mengelola sistem jasa wisata dalam kawasan TN Komodo dilakukan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi NTT dan Direktorat Jendral (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) RI pada 28 November 2021 lalu.

MoU ini kemudian ditindaklanjuti dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang  Penguatan Fungsi Kelembagaan,  Perlindungan Kawasan dan Pengembangan Wisata Alam di TNK antara Pemerintah Provinsi yang diwakili Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi NTT,  PT Flobamor dan Kepala Taman Nasional Komodo (TNK) di kantor TNK, 4 Februari 2022 lalu.

Sebagai bentuk komitmen dalam proses pengelola Pulau Komodo, Pulau Padar dan Perairan sekitarnya, PT Flobamor telah menjalankan sejumlah program di tahun 2022.

Program lain kata Runpah, PT Flobamor telah melaunching Sistem Aplikasi INISA untuk mengakomodir Pelaku Wisata Lokal.

Keberadaan aplikasi INI SA jelas Abner merupakan salah satu contoh program digitalisasi management yang akan diaplikasikan dalam mengontrol kualitas standar pelayanan jasa wisata ataupun produk UMKM pelaku wisata. 

Adapun peran PT Flobamor dalam aplikasi ini jelas Abner, hanya berfungsi sebagai penyedia sistem dan pengelola sistem.

"Nah aplikasi tersebut hanya seperti lapak. Lapak itu didalamnya ada macam macam, dari pembayaran pajak, BPJS, tiket travel, hotel dan ada taksi juga, lalu ada program Wildlife Komodo ini, tempat kontribusi konservasi ini. Nah jadi semuanya ada didalam dan harus terdaftar agar kita bisa mengontrol kualitas," jelasnya 

Ia mencontohkan jasa transportasi yang telah mendaftar pada aplikasi INI SA tentu harus memiliki STNK dan BPKB kendaraan. Selain itu standarisasi pelayanan yang berkualitas juga menjadi hal utama yang harus dimiliki.

Keberadaan Program Wildlife Komodo dalam Aplikasi INI SA jelas Abner juga merupakan salah satu upaya memaksimalkan peran Tour Agent dan Tour Operator (TA/TO) dalam usaha penjualan paket wisata di Pulau Komodo dan Pulau Padar. 

Kehadiran sistem aplikasi ini lanjutnya lagi, selain turut meminimalisir ruang gerak TA/TO luar Labuan Bajo untuk berperan penuh dalam bisnis jasa wisata Taman Nasional Komodo juga akan memberikan nilai tambah dalam bentuk sistem komisi bagi TA/TO yang telah melakukan pembelian paket kontribusi.

Selain itu, kehadiran TA/TO luar yang selain tidak mengantongi ijin dari Pemkab Manggarai Barat dalam menjalankan bisnis jasa wisata di Labuan Bajo, perilaku TA/TO liar ini pun sering menimbulkan dampak negatif bagi pariwisata Labuan Bajo. Hal ini jelas Abner turut menjadi pertimbangan untuk membatasi ruang gerak TA/TO yang tidak mengantongi ijin.

"Dan juga yang paling menarik adalah kita mengunci agar TA/TO dari luar misalnya dari Bali, Jakarta, NTB, itu tidak bisa membeli paket kontributor ini langsung ke PT Flobamor. Dia harus membelinya ke mitra - mitra PT Flobamor yaitu TA/TO lokal yang mempunyai ijin di Manggarai Barat," tegasnya

Runpah mengatakan, program yang telah dilakukan oleh PT Flobamor yaitu memberikan pelatihan puluhan naturalist guide dari Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang bekerja sama dengan BTNK. 

"Pelatihan hari ini merupakan wujud nyata kolaborasi kementerian KLHK dengan Pemerintah Propinsi NTT. Bahwa Taman Nasional Komodo adalah Kawasan yang harus di jaga bersama," ujar Runpah

Karena itu kata dia, pihaknya bersama BTNK menjalankan program bersama yaitu pemberdayaan masyarakat dengan mengadakan pelatihan naturalist guide bagi warga di kawasan TNK. 

Runpah menyebut, para mentor yang dihadirkan dari TWNC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap tamu-tamu atau wisatawan.  Selain itu jelas Runpah, agar adanya regenerasi  dalam menjaga dan merawat kawasan TNK.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Follow Berita iNews Flores di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.