Tambolaka, iNewsFlores.id - Selama ini petani identik dengan kata miskin, karena itu Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengajak generasi muda untuk belajar menjadi petani milenial, dan menekuni sektor pertanian bertujuan untuk terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanian. Yuk, bagi yang mau menjadi petani milenial, begini penjelasan Gubernur NTT.
Gubernur Laiskodat menjelaskan tentang petani milenial saat melakukan Peninjauan Lokasi TJPS Kerja Sama Dinas Pertanian NTT bersama Universitas Nusa Cendana, Politeknik Pertanian Kupang dan Universitas Brawijaya Malang di Desa Ana Engge, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya Sabtu, 22 Oktober 2022.
Dalam perbincangan dengan para mahasiswa dan masyarakat Gubernur VBL mengatakan, agar generasi muda tidak hanya bercita-cita menjadi ASN tetapi juga menjadi petani milenial yang mandiri melalui pengolahan sektor pertanian. Gubernur Laiskodat juga mengajak mahasiswa harus bisa mandiri setelah kalian lulus. Maka belajar untuk menjadi petani milenial yang tangguh di lapangan.
"Selama ini orang berpikir bahwa pertanian itu hanya dikerjakan oleh orang-orang miskin. Anda sebagai mahasiswa pertanian harus mengubah mindset bahwa sektor pertanian itu dikerjakan oleh orang yang cerdas dan pintar serta bisa menjadi mandiri dan kaya bila dikelola dengan benar," ujarnya melalui siaran pers Biro Administras Pimpinan Setda Provinsi NTT Minggu (23/10/2022).
Politisi NasDem itu menambahkan, mahasiswa pertanian itu harus cerdas di bidang pertanian. Bukan hanya cerdas dalam isi kepala saja, melainkan cerdas kerja di lahan dan ada hasilnya. Pertanian ini ilmu yang penting sekali karena terkait pangan dan sangat bermanfaat bagi peradaban dan kehidupan masyarakat.
Gubernur meminta secara khusus kepada kelompok mahasiswa Undana dan Politani untuk mengelola lahan jagung masing-masing 1 hektare mulai dari penanaman hingga panen dengan didukung oleh Bank NTT.
"Saya minta masing-masing 1 Ha untuk Undana dan Politani. Nanti didukung dengan anggaran dari Bank NTT setelah panen kita bawa offtaker untuk beli. Kita usahakan juga hasilnya dikembangkan untuk menjadi bibit. Kerjakan juga dengan kemandirian serta didukung juga dengan mahasiswa dari Universitas Brawijaya," jelas Gubernur Laiskodat.
Sementara itu, salah satu Asisten Dosen Universitas Brawijaya, Hendra Saputra menjelaskan sejauh ini lahan yang dikerjakan seluas 0.5 Ha, menggunakan jenis benih berupa galur murni dengan jumlah bibit 2 kilogram benih jantan, dan 8 kilogram benih betina. Pemupukan menggunakan 75 kikogram NPK dan 125 kilogram Urea dan direncanakan panen pada 15 Desember 2022 mendatang.
"Yang kita lakukan bersama dengan mahasiswa Undana, Politani dan juga masyarakat ini adalah salah satu bentuk transfer knowledge. Kita juga ketahui bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi tanaman jagung yaitu genetik dan lingkungan. Maka kita lakukan pilot plan adalah penangkaran jagung. Kita masih kerjakan dalam percobaan lahan 0,5 Ha. Ini proyeksi hasilnya bisa sampai 900 kilogram bisa digunakan untuk bibit 50 Ha lahan.
Kita ingin agar Desa Ana Engge ini kita bisa lanjutkan menjadi tempat penghasil bibit jagung bagi Kabupaten Sumba Barat Daya," papar Hendra.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli; Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik Pius Rengka, Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Jusuf Lery Rupidara; Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Viktor Manek; Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan dr. Messerasi Ataupah, dan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, dan Bupati Sumba Barat Daya dr. Kornelius Kodi Mete.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait