Kisah Pilu Pasutri di Manggarai Timur Rawat Anak Cacat di Gubuk Reyot

Iren Leleng
Kisah pilu dialami pasangan suami istri (pasutri) Umar Sase (40) dan Farida (40), asal Kampung Parepa, Desa Nampar Sepang, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertahun-tahun hidup di gubuk reyot. Foto: Iren

BORONG, iNewsFlores.id - Kisah pilu dialami pasangan suami istri (pasutri) Umar Sase (40) dan Farida (40), asal Kampung Parepa, Desa Nampar Sepang, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertahun-tahun hidup di gubuk reyot.

Gubuk berukuran 3 x 4 meter itu hanya beratapkan alang dan dinding bambu. Tidak hanya rumahnya yang tidak layak huni, pasutri itu juga masih harus menanggung satu anaknya yang mengalami gangguan saraf.

Putra keduanya, Ridwan (14) mengalami sakit cacat kelainan saraf, sejak ia umur 1 tahun.Farida, ibu kandung Ridwan menceritakan bahwa, sejak umur 1 tahun, anaknya tidak merangkak dengan baik. “Kalau sedikit merangkak langsung jatuh. Terus tanda bicara pun tidak kelihatan."

Selanjutnya, kata Farida saat usia yang 5 tahun, Ridwan sudah bisa berdiri, dan berjalan walau tidak begitu normal.

“Di kaki bagian kiri anak saya tidak begitu kuat, beda dengan yang bagian kanan. Kalau berdiri ataupun jalan ia cepat lelah, dan kadang terjatuh. Sekarang pun di usia yang ke 14 pun mengalami hal yang sama. Kalau pun berjalan, dan berdiri hanya bisa dengan beberapa jam saja,” tutur Farida sedih kepada MNC Portal, Senin (29/1/2024).

Farida yang bekerja sebagai petani mengaku, ia dan suami sehari-hari tidak bisa konsentrasi bekerja dengan normal. 

Sementara, Umar ayah kandung Ridwan, mengaku jika ia pernah menghantar anaknya untuk konsultasi ke dokter.

”Saya dan istri hanya bisa sekedar konsultasi sakit Ridwan ke dokter, karena kalau berharap tentang ekonomi, kami hanya hidup pas-pasan saja. Kalau di bilang hanya untuk bisa mencukupi makan, dan minum.”

Umar mengatakan saat konsultasi, dokter menyarankan agar mengurus BPJS Kesehatan Mandiri, karena kemungkinan sakit yang diderita Ridwan gejala syaraf.

Umar menceritakan bahwa, aktivitas keseharian Ridwan untuk bepergian hanya menggunakan gerobak kayu. “Kami hanya memanfaatkan gerobak kayu, kalau anak kami mau keluar. Semoga ada yang bantu keadaan kami sekarang,” pintah Umar.

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network