Borong, FloresiNews.id— Fenomena retakan tanah terjadi di Waso, Desa Golo Rentung, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Jumat 21 Maret lalu.
Menurut warga setempat, Kristina Disna keretakan tanah terjadi pada Juma’t lalu ksepanjang 1 kilo meter, saat setelah diguyur hujan lebat. Fenomena ini menyebabkan 12 unit rumah terkena dampak. Beberapa rumah mengalami kerusakan retakan lantai, fondasi hingga dinding. Selain rumah, area persawahan juga mengalami keretakan cukup parah.
Disna menyebut, lebar retakan kurang lebih 3 sampai 5 cm, sementara kedalamannya mencapai 10 hingga 15 cm. Menurutnya, beberapa hari belakangan ini kondisinya mengalami perubahan. Mereka merasa kwatir dengan kondisi itu.
“Kejadiannya sudah empat hari lalu saat setelah hujan. Retakan cukup panjang. Ada 11 rumah yang retak lantai dan fondasi. Selain 11 rumah jalan raya juga ada keretakan,” kata Disna kepada wartawan, Senin 24 Maret 2025.
Dia berharap Pemerintah Daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera menindaklanjuti kondisi keretakan tanah.
Kepala Desa Golo Rentung, Ignasius Letor Sabon membenarkan fenomena itu. Dia mendapatkan keluhan dari warga beberapa pekan lalu. Ia mengaku pihaknya sudah melakukan pengecekan secara langsung bersama tim Ahli Geologi bersama BPBD Matim usai membuat surat laporan kepada kepada Bupati Agas Andreas.
Menurutnya, keretakan tanah itu terlihat di beberapa titik. Namun ia belum memastikan penyebab keretakan. Pemerintah Desa dan warga sudah melakasana pertemuan untuk memastikan dampak dan kerugian dari fenomena itu.
“Tim Ahli Geologi dari Ende bersama BPBD Matim sudah turun ke lokasi untuk melakukan kajian. Kita sebagai Pemerintah Desa menunggu hasil kajian Geologi,” kata Egi, Sabtu 12 April 2025.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Timur, Petrus Subin megatakan fenomena tana retak itu masih dalam proses kajian Tim Ahli Geologi Ende. Sehingga Pemda Matim masih menunggu hasil assessment agar mengambil keputusan yang tepat.
“Kejadian itu sedang dalam proses kajian Tim Ahli Geologi dari Ende. Pemerintah menunggu hasil assessmentnya untuk mengambil keputusan tepat. Ada 12 rumah yang mengalami kebencanaan,” kata Petrus Subin saat dikonfirmasi iNewsFlores.id pada Sabtu 12 April 2025.
Dia mengaku, tim dari BPBD Manggarai Timur sudah dua kali turun melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Dia menyebut ada 12 unit rumah terkena dampak. Kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan cukup parah.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait