Ucapan Terimakasih Anak Petani yang Menjadi Bupati

Yoseph Mario Antognoni
Edistasius Endi, Bupati Manggarai Barat. Foto: iNewsFlores.id/Yoseph Mario Antognoni

Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Bangga sebagai anak petani yang dipercayakan memimpin sebagai seorang bupati di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Edistasius Endi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat Manggarai Barat yang telah mempercayainya menjadi Bupati hingga saat ini.

Hal itu ia sampaikan saat menggelar acara adat "Selek dan Wuat Wa'i"  pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dan Yulianus Weng (Edi-Weng) untuk bertarung di Pilkada Manggarai Barat, bertempat di Perang, Desa Ponto Ara, Kecamatan Lembor, Selasa 10 September 2024.

Edi Endi mengaku bangga, karena pada Pilkada 2020 lalu,  meski latar belakangnya sebagai anak seorang petani, masyarakat tetap percaya padanya untuk menjadi pemimpin dan merealisasikan keinginan masyarakat agar bisa tersenyum dan menikmati keagungan Tuhan lewat karya-karya pembangunan. 

"Saya menyampaikan terima kasih, karena saya sadar dan bangga bahwa saya yang terlahir di tengah bapak ibu sekalian dan terlahir dari seorang petani, anak orang kampung. Bapak/ibu lah yang mengantarkan saya menjadi Bupati Manggarai Barat" katanya. 

Namun, menurut Edi Endi kemenangan yang diraih pada Pilkada 2020 lalu bukan puncak dari perjuangannya. Sebab, puncak perjuangan bukan saat terpilih menjadi bupati, tetapi bagaimana seluruh rakyat menikmati kemajuan dan meraih kesejahteraan. 

Ia mengungkapkan, selama 3,5 tahun kempimpinan Edi-Weng terus berupaya untuk tercapainya kesejahteraan melalui berbagai kebijakan, baik bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi, pariwisata, maupun bidang lainnya. 

Edi Endi juga mengakui, masih ada harapan masyarakat yang belum terealisasi. 

"Saya tahu kerinduan dari segenap keluarga, baik yang sempat maupun yang belum terucap. Waktu 3,5 tahun bukanlah waktu yang panjang untuk kita wujudkan mimpin bersama. Kemajuan dan kesejahteraan bukan hanya kerinduan masyarakat, tetapi itu menjadi spirit perjuangan Edi-Weng" ujarnya. 

Ia mengatakan, setiap yang mendapat amanah harus mampu membuat yang terpinggirkan agar tersenyum, yang tersisihkan harus tertawa, yang dari kampung bisa menikmati jalan yang baik.

"Bagaimana para petani tidak susah memikul hasil panennya dari kebun dan sawah, tidak susah lagi memikul sayur dari berbagai lembah, mereka merasa berat bebannya karena ketiadaan jalan. Maka sangat penting kehadiran negara, pemerintah, dan kehadiran seorang pemimpin untuk meringankan beban para petani yang selama ini susah payah" katanya. 

"Kalau sampai hari ini belum semua mimpi kita terwujud, beri kami waktu dan kesempatan" tambah dia. 

Ia berharap agar pasangan Edi-Weng kembali dipercayakan oleh masyarakat Manggarai Barat untuk menjadi bupati dan wakil bupati Manggarai Barat Periode 2024-2029.

"Pada 27 November nanti kita memilih pemimpin, saya sangat berharap agar kita menggunakan kaca mata iman untuk melihat semua hal. Kalau kaca mata iman yang kita gunakan, yakin dan percaya, pemimpin yang akan terlahir dari pesta demokrasi ini adalah orang-orang yang penuh kepedulian dan kepekaan terhadap apa yang diderita oleh rakyat yang ia pimpin" tutupnya. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Manggarai Barat Darius Angkur mengungkapkan, selama kepemimpinan Edi-Weng, begitu banyak perubahan yang terjadi. 

"Kalau saat ini ada yang mengatakan kepemimpinan Edi-Weng gagal, itu karena mereka mempunyai ambisi pribadi menjadi bupati dan wakil bupati. Kita harus menjadi manusia yang jujur, jangan hanya karena ambisi menjadi pemimpin lalu mengabaikan perubahan yang terjadi selama ini" katanya.

Menurutnya, pasangan Edi-Weng sudah mengetahui semua kondisi dan kebutuhan setiap masyarakat di seluruh pelosok Manggarai Barat, mereka mengetahui mana yang sudah, sedang dan akan dibangun. 

"Kalau yang belum tahu, mau bangun mulai dari mana? Untuk membangun tidak hanya sekedar omon-omon, untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh masyarakat, tidak hanya lihat dari media sosial, tetapi harus datang langsung ke tengah masyarakat" ujar mantan Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat itu.

Darius juga mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin harus dilihat dari rekam jejak yang jelas, bukan hanya karena keturunan raja. 

"Kalau zaman dahulu, untuk menjadi pemimpin minimal orangtuanya harus dikenal oleh orang banyak, atau mempunyai keturunan raja. Anak orang miskin tidak bisa menjadi pemimpin. Tetapi saat ini, itu tidak berlaku lagi. Yang menjadi pemimpin adalah orang yang betul-betul mengetahui persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Kita akan melihat dan menilai rekam jejak dari para calon pemimpin" tutupnya.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network