Siswa SD di Sikka Nekat Terobos Banjir Demi ke Sekolah, Meski Nyawa Jadi Taruhannya

Joni Nura
Seorang Pria menggendong anaknya yang duduk dibangku SD harus bertaruh nyawa menyebrangi derasnya banjir arus sungai Nanga Gete untuk bersekolah. Foto: iNewsFlores.id/Joni Nura

Maumere, iNewsFlores.id - Puluhan siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Dusun Wailoke, Desa Baokremot dan Dusun Muding, Kampung Wairbou, Desa Watuomok, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus bertaruh nyawa menyebrangi derasnya banjir arus sungai Nanga Gete untuk bersekolah.

Hal ini lantaran tidak ada jembatan yang bisa mereka lewati untuk sampai ke sekolah. Terpaksa, puluhan siswa yang berada di dua dusun tersebut harus menyeberangi sungai tanpa bantuan apa pun. Mereka terpaksa harus buka seragam dan sepatu agar tidak basah. 

Puluhan anak SDI Blawuk saat tiba di tepi sungai langsung menggantikan seragam sekolah dengan pakaian rumahan. Selanjutnya mereka perlahan-lahan menyebrang derasnya banjir sungai Nanga Gete. 

Selain itu, sebagian orang tua siswa pun terpaksa harus menggendong anak mereka untuk menyeberang melewati derasnya arus sungai agar bisa ke sekolah.

Silvanus Kon, salah satu siswa SDI Blawuk, mengatakan setiap pagi anak- anak dari Dusun Muding, Kampung Wairbou dan Dusun Wailoke harus berjalan kaki dari rumah dan menyeberangi kali. 

"Kami tidak pakai sepatu dari rumah dan setelah menyeberangi kali baru pakai sepatu,  kami harus pakai celana lain nanti baru seberang kali ganti seragam sekolah agar bisa masuk sekolah," katanya saat ditemui, Senin (06/02/2023). 

Silvanus berharap Pemerintah Kabupaten Sikka segera membangun jembatan agar memudahkan mereka untuk pergi ke sekolah. 

"Setiap hari kami pergi dan pulang sekolah nyebrang kali ini, sebenarnya takut, jika tiba-tiba banjir besar. Bahkan kalau sendiri nyebrang kami tidak berani lewat," katanya. 

Yoseph, salah satu orangtua siswa SDI Blawuk juga mengaku setiap hari harus menyeberangkan anak-anak melewati sungai tersebut.

"Setiap pagi saya gendong anak-anak nyebrang kali, siang juga," katanya. 

Ia mengatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung lama. Bahkan sudah berulang-ulang mengusulkan untuk membangun jembatan gantung, namun hingga saat ini belum ada respons. 

Kepala SDI Blawuk, Martinus Roi Da Cunha berharap agar kondisi itu mendapat perhatian dari pemerintah dengan membangun jembatan gantung.

Dengan adanya jembatan gantung membuat warga di dua kampung bisa lebih mudah beraktivitas karena mereka setiap hari ke Dusun Blawuk. 

"Anak-anak sekolah baik di SD maupun SMP dan SMA yang tinggal di dua kampung ini bisa bersekolah seperti biasa jika sudah ada jembatan," katanya. 

Namun karena tidak ada jembatan, membuat puluhan pelajar dari dua dusun tersebut sering tidak masuk sekolah atau terpaksa meliburkan diri. 

Hal itu lantaran mereka tidak bisa melewati kali yang sedang banjir. 

"Para siswa berharapa agar Bapak Presiden bisa melihat kondisi mereka dan bisa membangun jembata gangtung di wilayah mereka agar ke sekolah tidak lagi basah dan nyebarang banjir dan derasnya sungai," kata Martinus. 

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network