Pemda Manggarai Tutup Paksa Warkop di Ruteng Karena Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Ronald Tarsan
Petugas dari Dispenda Manggarai menggandeng aparat penegak hukum menutup secara paksa Warkop di Ruko Pasar Puni Ruteng. Foto: iNewsFlores.id/Ronald Tarsan

Ruteng, iNewsFlores.id - Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), menutup secara paksa tempat prostitusi berkedok Warung Kopi (Warkop) di Pasar Puni, Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai, NTT Kamis (9/2/2023).

Upaya tersebut terpaksa dilakukan pemerintah daerah karena warkop itu diduga menjadi tempat prostitusi bahkan menjadi tempat mabuk miras. Penutupan secara paksa warkop itu dilakukan karena banyak pengaduan terkait aktivitas yang sangat meresahkan warga setempat.

Warga setempat Martinus Paur mengaku, selama ini mereka sering mengeluhkan terkait aktivitas di  Caffe itu. Bahkan ketua RT juga sering mengeluh karena sering terjadi keributan. "Atas dasar itu kami sebagai warga setempat tidak mau tinggal diam, karena ini demi kenyamanan kita semua. Tadi begitu pa lurah Pau mengajak saya untuk mendampinginya untuk melakukan penutupan warkop itu, saya sangat senang sekali," ujarnya kepada wartawan di lokasi itu Kamis (9/2/2023).

Menurut Martinus, kegiatan yang berjalan selama ini di warkop Pasar Puni sudah sangat meresahkan warga setempat. "Jujur saja warga Pau asli tidak ada terlibat dalam kegiatan itu, tapi mereka sangat terganggu sekali dengan kegiatan-kegiatan yang mereka jalankan," ungkap dia.

Martinus pun sangat mendukung dengan upaya penutupan secara paksa oleh Dinas Pendapatan Daerah Manggarai, sebab selama ini aktivitas di warkop itu sudah sangat meresahkan warga setempat. "Jadi harapan kami juga mudahan-mudahan ke depannya tidak ada kegiatan-kegiatan seperti ini lagi di Pasar Puni. Kami sangat terganggu selama ini karena mabuk miras, karoke sampai larut malam dengan suara yang sangat keras," beber dia.

Ia mengaku kegiatan itu sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Bahkan akhir-akhir ini hampir setiap malam ada yang berkelahi di warkop itu karena sudah mabuk miras. Dia juga sangat resah karena selama ini ada banyak laporan dari masyarakat bahwa ada kegiatan prostitusi bahkan menggunakan anak-anak di bawah umur.

"Itu juga yang membuat kami sangat takut, karena kami tidak mau itu terjadi pada anak-anak kami di sini," tutur Martinus.

Terpisah, Kaban Pendapatan Daerah Manggarai Charles Rihi menjelaskan, padahal sebelumnya pengguna stan mengajukan permohonan untuk menjual sembilan bahan pokok (Sembako) sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Berdasarkan permohonan kala itu, kata Charles, Dispenda Manggarai memberikan stan itu sesuai peruntukannya.

"Pada saat mereka datang di kantor waktu itu mereka mengakui stan tersebut untuk meningkatkan perekonomian, dalam hal ini transaksi jual beli, makanya pihak dinas waktu itu menyetujui untuk menempatkan pasar itu, karena tujuan dari pembuatan pasar tersebut untuk transaksi jual beli," kata Charles.

Namun dalam perjalanan waktu, banyak laporan dari masyarakat menyebut bahwa stan tersebut disalahgunakan. Bahkan menurut pengaduan masyarakat sekitar, kata Charles, di tempat tersebut sering terjadi perkelahian karena mabuk miras. "Atas dasar laporan tersebut, maka hari ini kita tutup secara paksa warkop itu," ujarnya.

Di sisi lain, memang warkop itu hadir untuk mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun Charles menegaskan, pemerintah daerah tidak mengesampingkan kenyamanan masyarakat sekitarnya. "Kami terpaksa melakukan penutupan ini tadi agar tidak terjadi konflik," tutupnya.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network