Labuan Bajo, iNewsFlores.id- Denatas Bajo Entertainment bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat menggelar lomba mewarnai dan menggambar yang melibatkan anak-anak TK/PAUD dan Sekolah Dasar sekota Labuan Bajo, Sabtu (10/06/20223).
Owner Denatas Bajo Entertainment Rofinus Edison Risal mengatakan event yang bertajuk "Meningkatkan Kreatifitas Anak-Anak Melalui Mewarnai dan Menggambar" ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni lalu
"Ini event untuk memperingati hari lahir Pancasila 1 juni lalu," jelas Rofinus.
Rofinus yang juga sebagai ketua panitia event menyebutkan terdapat 276 peserta event dari tiga kategori yakni mewarnai kategori TK/PAUD, mewarnai kategori SD kelas 1-3 dan menggmbar kategori kelas 4-5.
"Ada banyak event di Labuan Bajo, tetapi itu event untuk umum. Event ini kita khususkan kepada anak-anak sebagai ruang mereka membangun kreatifitas, berimajinasi dan meningkatkan karakter kemandirian," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Manggarai Barat, Yohanes Hani mengaku bangga melihat antusias para peserta lomba, yang didampingi langsung oleh guru dan orangtua masing-masing siswa datang menyaksikan putra-putri mereka mengikuti lomba.
Di hadapan para orangtua dan guru siswa , Yohanes menyatakan bahwa yang dibutuh dari anak bukan hasil tetapi proses.
"Untuk para orangtua kalau kemudian nanti terluka menghadapi anak kita yang tampangnya tidak bagus jangan menangis, jangan juga marah kepada anak itu. Karena kita tau bahwa anak punya kecerdasannya masing-masing (multiple intelligences). Kalau kita pahami soal kecerdasan ganda, ada anak yang pintar sepak bola jangan memaksa dia untuk bisa matematika," katanya.
Oleh karena itu, kata Yohanes, ketika anak diikutsertakan dalam lomba mewarnai dan menggambar sebenarnya secara langsung penjelasan orangtua maupun guru sedang menyatukan berbagai kecerdasan itu, lalu kemudian menilai.
Dirinya menyarakan kepada tim juri agar hati-hati dalam menilai, sebab yang dibutuhkan sebenarnya bukan hasil, bukan juga keindahan melainkan proses dari anak tersebut.
"Ada aspek seni disitu, kognitif mungkin karena ketepatan menggambar. Pada anak SD mungkin lebih tingkat lagi pada kesenian pada keindahan jadi ada perbedaan berbeda.
Ia berharap, jika anak terbiasa dan memahami dirinya bahwa tidak bisa seni, sebagai orangtua jangan memaksanya harus bisa menyanyi. Misalnya, kalau anak hanya bisa menari, orangtua jangan paksakan dia untuk bisa bermain bola atau gerakan-gerakan yang lain.
Apalagi saat ini, lanjut Yohanes menjelaskan, ada mispresepsi yang sekarang berkembang di tengah masyarakat bahwa di TK itu harus bisa membaca. Menurutnya, itu merupakan konsep yang salah.
"Karena itu hakekat pendidikan sekarang ini yang kita sebut sebagai merdeka belajar itu. Anak-anak ini kecerdasannya masing-masing. Guru, baik TK maupun SD tinggal memfasilitasinya agar kecerdasan itu bisa tumbuh," jelasnya.
"Anak TK, anak kelompok bermain itu dibiasakan mengenalkan huruf tetapi jangan (memaksa) diajarkan membaca" lanjutnya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait