Kisah Polisi di NTT, Bangun Sekolah Madrasah untuk Anak Tidak Mampu dari Jerih Payah dan Kredit Bank
Ruteng, iNewsFlores.id - Misi mulia dilakukan oleh seorang anggota Polisi Bripka Syamsuddin (40), yang bertugas di Polres Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mendirikan Yayasan Pendidikan Islam FII Sabilillah Ruteng tempat ia bertugas.
Niat Syamsuddin berangkat dari keprihatinannya akan nasib pendidikan anak-anak di daerah itu. Ia mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan SD MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta Swasta) tersebut dari uang hasil jerih payahnya selama menjadi anggota Polri. Bahkan Syamsuddin rela mengajukan kredit berkali-kali di Bank.
Kepada media ini, Senin (27/11/2023), Syamsuddin mengatakan Yayasan Pendidikan itu ia dirikan sejak 2019 lalu. Untuk Sekolah TK telah dioperasikan sejak 2019, sementara SD baru dioperasikan pada Juli 2023 lalu.
Syamsuddin juga relakan sebidang tanah miliknya hasil kredit dari salah satu bank di Manggarai untuk lokasi pembangunan sekolah tersebut.
"Saat ini sekolah MIS pun tengah berlangsung kegiatan belajar dengan jumlah siswanya 20 orang untuk kelas I. Sementara untuk guru-gurunya berjumlah 3 orang. Sungguh luar biasa sebab perjuangan mendapatkan terhadap murid ini pun hanya membutuhkan waktu satu hari."
Bripka Syamsuddin ini mengaku sangat tak tega ketika harus mengetahui ada siswa sekolah yang putus sekolah hanya karena kekurangan biaya.
Meski ia adalah seorang polisi yang lahir dari keluarga sederhana, namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu agar dapat memperoleh pendidikan yang layak.
Bripka Syamsuddin mengisahkan bahwa, Kota Ruteng atau Manggarai sendiri merupakan salah satu kota yang sudah maju dan berkembang dalam sektor pendidikan. Namun ternyata masih memiliki banyak permasalahan di bidang pendidikan khususnya bagi anak-anak dari orang tua yang pendatang. Selain itu kata dia, sekolah TK Deen Assalam Ruteng dibuka karena jumlah sekolah madrasah di Ruteng sangat terbatas.
“Motivasi awal pembangunan sekolah ini dulu setelah saya merefleksi bahwa saya ini lahir dari keluarga tidak berada bukan dari keluarga berada tetapi dari keluarga tidak berada ini saya berinisiatif bahwa anak-anak kami harus bisa sekolah seperti anak-anak lain,” ujar Bripka Syamsuddin.
Dari hal itu, guna membiayai sekolah tersebut Bripka Syamsuddin bahkan rela mengajukan kredit berkali-kali di Bank.
Bahkan saat ini ia pun hanya menerima gaji bersih 200.000 dari profesinya sebagai polisi. Sebab separuhnya diberikan untuk kebutuhan sekolah termasuk gaji guru.
“Untuk biaya ya saya harus kredit di Bank berkali-kali bahkan terakhir itu nyaris jual rumah,” ungkap Bripka Syamsuddin.
Meski merasa sulit dalam pembiayaan, Bripka Syamsuddin bersama istri mengaku bahagia setelah melihat anak-anak yang tamat bisa mengikuti ke jenjang pendidikan SD dengan memiliki kemampuan bisa membaca dan menulis.
“Jujur dibalik banyaknya kesulitan dalam membangun sekolah ini saya bersama istri saya merasa bahagia setelah melihat anak-anak yang tamat dari sini bisa mengikuti pendidikan SD dengan kemampuan membaca dan menulis,” tuturnya.
Ia menerangkan sekolah Deen Assalam Ruteng itu telah menoreh status akreditasi B dan sudah pernah mengikuti perlombaan di tingkat Nasional.
“Meski dari sisi usia Sekolah ini baru berapa tahun namun kita sudah terakreditasi B dan pernah mengikuti lomba di tingkat Nasional dan kita dapat peringkat 1 harapan,” tukasnya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait