Lima Desa di Sikka Krisis Air Bersih dan Terancam Kelaparan Akibat Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

Joni Nura
Warga desa mengantri di sebuah tangki untuk mendapatkan air bersih. Foto: iNewsFlores.id/Joni Nura

Maumere, iNewsFlores.id – Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dirasakan oleh warga di Kabupaten Sikka. Sedikitnya lima desa di Kecamatan Talibura kini mengalami krisis air bersih dan terancam kelaparan akibat hujan abu, pasir, dan kerikil dari letusan gunung yang terjadi pada Senin, 7 Juli 2025.

Kelima desa terdampak tersebut adalah Desa Kringa, Hikong, Ojang, Timutawa, dan Udekduen. Meski lokasi gunung berada di luar wilayah administratif Sikka, semburan material vulkanik dengan kolom abu setinggi 18.000 meter mencapai kawasan permukiman warga di lima desa tersebut.

“Erupsinya terjadi sangat cepat, sekitar 30 menit. Abu pekat langsung mengepung desa, disusul hujan kerikil dan bau belerang menyengat. Kami panik dan susah bernapas,” kata Maria Avila Toa, salah seorang warga Desa Kringa, saat ditemui tim iNews.

Warga mengaku kesulitan mendapatkan bahan pangan segar. Tanaman sayur di sekitar rumah tertutup abu vulkanik dan tidak layak konsumsi.

“Kalau mau makan sayur, harus dicuci berkali-kali. Tapi tetap saja rasanya aneh dan tidak segar,” ujarnya.

Tak hanya soal pangan, warga juga mengalami krisis air bersih. Sebelumnya, warga Desa Kringa sudah terbiasa menghadapi kelangkaan air yang bisa berlangsung hingga tiga hari. Namun sejak erupsi, kondisi memburuk karena air sumur dan penampungan telah terkontaminasi abu vulkanik.

“Kami hanya bisa berharap pada bantuan pemerintah. Meski air dimasak hingga mendidih, tetap saja kami sering sakit perut,” tambah Benedikta, warga lainnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyalurkan bantuan berupa air bersih dan masker ke desa-desa terdampak. Namun, keterbatasan distribusi membuat warga harus antre di pinggir jalan untuk mendapatkan air yang cukup untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari.

Hingga saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV atau status Awas, yang merupakan tingkat tertinggi dalam skala aktivitas gunung berapi di Indonesia.

Pemerintah daerah dan otoritas kebencanaan diimbau untuk meningkatkan koordinasi dan mempercepat bantuan logistik ke wilayah terdampak, guna mengantisipasi krisis kemanusiaan lebih lanjut.

Editor : Yoseph Mario Antognoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network