Ruteng, iNewsFlores.id - Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ruteng, Muhammad Asgar berjanji akan segera memanggil pihak PT BP, perusahaan instalatir listrik yang beroperasi di Kampung Wae Waru, Desa Golo Mangung, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemanggilan tersebut dilakukan menyusul adanya keluhan masyarakat bahwa sudah dua tahun berlalu uang down payment (DP) diberikan, namun meteran listrik tak kunjung dipasang di rumah warga Kampung Wae Waru.
“Terima kasih om informasinya, kami agendakan untuk panggil vendor tersebut untuk klarifikasi mengenai calon pelanggan di desa tersebut,” kata Muhammad saat dihubungi wartawan melalui WhatsApp, Minggu (22/01/2023).
Diberitakan sebelumnya bahwa, sudah 77 tahun sejak Indonesia merdeka dari penjajahan. Selama itu pula warga Kampung Wae Waru tidak mendapat penerangan listrik PLN.
Mereka tak beda dengan masyarakat kebanyakan yang ingin merasakan dampak positif di balik kehadiran listrik. Tahun 2021 lalu, warga setempat mulai bernapas lega. Sebab, desas-desusnya hadirnya perusahaan listrik negara itu mulai merebak di Kampung Wae Waru.
Karena itu, banyak vendor instalatur listrik sudah mulai masuk di Kampung Wae Waru. Mereka membawa beragam modus kampanye demi mendapatkan pelanggan pemasangan meteran listrik.
Kala itu banyak vendor yang masuk, bahkan mereka langsung melakukan instalasi di rumah-rumah warga. Setelahnya, vendor menagih uang down payment (DP) sebesar Rp 1 Juta.
Salah satu perusahaan instalatur yang hingga kini masih membekas di hati masyarakat Kampung Wae Waru adalah PT. BP dengan pelaksana lapangan bernama Yuliana Habiba.
Tu'a Teno Wae Waru, Silvester Bruno, mengaku sedikitnya 80 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi pelanggan PT. BP pada tahun 2021 lalu. Kala itu, setiap rumah yang menjadi pelanggannya menyetor uang DP sebesar Rp 1 juta dari harga meteran listrik Rp 2.150.000.
Penantian panjang dua tahun untuk pemasangan meteran listrik tampaknya masih menjadi mimpi bagi warga. Sebab pihak PT. BP belum memasang meteran listrik, meski warga sudah menyetor uang DP sebagaimana janji sebelumnya, dan akan lunas setelah meteran terpasang.
Silvester tak hanya omong belaka. Kepada awak media, ia menunjukkan contoh kwitansi pembayaran DP yang diberikan oleh Kosmas Mbojak sebesar Rp 1 juta kepada utusan PT. BP, Yuliana Habiba.
"Mengapa kami masyarakat kecil ditipu begini? Sebab dua tahun kami menunggu, ibu Lili (Yuliana Habiba) tak kunjung pasang meteran kami. Padahal kami sudah setor uang DP," ujar Silvester saat ditemui awak media di Kampung Wae Waru, Sabtu (21/01/2023).
Ia mengungkapkan, belum lama ini, PT. BP datang hanya memasang 8 meteran dari total 80 pelanggannya di Kampung Wae Waru. Sementara yang lain belum terpasang. "Ini kami kecewa pak, belakangan mereka tagih lagi 400 ribu untuk uang token, sementara administrasi kami dan uang DP mulai tahun 2021, ada apa dengan penipuan ini?," tukas Silvester.
Pada tahun 2021 lalu, Silvester dan warga yang lain tidak menaruh curiga dengan PT. BP bahwa bakal terjadi masalah dalam pemasangan meteran listrik. Sebab, selain janji "angin surga" kepada pelanggan, juga karena Yuliana Habiba didampingi Kepala Desa Golo Mangung saat menggaet pelanggan.
"Waktu itu dia datang dengan Kepala Desa Golo Mangung. Waktu itu saya langsung percaya," kata Silvester.
Miris memang, sebab sebagian rumah di Kampung Wae Waru dari vendor lain tampak sudah menyala. Sementara sebagian besar pelanggan PT. BP belum ada tanda-tanda pemasangan. Karena itu, Silvester berharap agar pihak PT. BP segera datang memasang meteran listrik. Jika tidak, segera mengembalikan uang DP warga yang sudah menyetor.
Sementara itu, hingga berita ini dirilis utusan PT. BP belum berhasil dikonfirmasi. Meskipun beberapa kali dihubungi, namun hingga kini nomor ponselnya tidak aktif.
Editor : Yoseph Mario Antognoni