Ngadiman termasuk nekat, sebab saat pembangunan sudah masuk pandemi Covid 19 di China akibatnya dukungan dari pihak bank pun terbatas, "Saya tetap nekat bangun dengan menjual semua barang dan tabungan simpanan anak sekolah kami, serta asuransi yang harus dicairkan,” kata Adi, sapaan akrab Ngadiman.
Apakah perjuangan telah selesai, belum. Perjuangan berat saat pandemi, ia mulai membangun bertahap, dimulai dari restoran. “Perjuangan tak berhenti di sana saat cash flow kami stuck. Kami putuskan berbagai cara meminjam ke beberapa relasi atau kawan lama saya,” tambah akademisi di Universitas Tarumanagara, Jakarta ini.
Hingga pada akhirnya, ia menjual kamar villa dengan system time sharing . Tahap akhir, ia membangun hotel di gedung utama, dari loby hingga lantai 4. Semua ia lakukan sambil jualan kamar yang tersedia.
Perjuangan terus berlanjut di Labuan Bajo karena kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup signifikan. "Dengan tekad yang kuat untuk mengangkat nama Loccal Collection Hotel, kami berusaha sebaik mungkin memprioritaskan penggunaan SDM lokal. Bagi kami, Loccal Collection adalah merek yang muncul di tengah pandemi dengan mengusung segala unsur lokal Indonesia. Kami berupaya maksimal menggali potensi Indonesia secara lokal, mulai dari kuliner, budaya, masyarakat, sumber daya manusia, hingga produk lokal. Saat itu, fokus utama kami hanya pada bertahan dan memperkuat ekonomi lokal Indonesia dengan lebih efisien," papar dia.
Local Collection Hotel yang telah dibangun berhasil bertahan. "Ketika negara-negara lain terisolasi karena pandemi, hanya kami di Indonesia yang tetap beroperasi, bahkan hanya di beberapa wilayah lokal. Itu sebabnya kami sangat menggunakan produk lokal. Kami membeli banyak produk UMKM lokal dari Cirebon, Jepara, Cepogo Boyolali, Bandung, Bali, dan Flores NTT," tambahnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta