Ruteng, iNewsFlores.id – Pemerintah Desa Tal, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuka demplot tanaman hortikultura seluas 1,1 hektare untuk menjadi tempat belajar petani milenial. Kebun percontohan ini mulai dibuka pada Senin, 21 Juli 2024 lalu.
Kepala Desa Tal, Yustinus Wanjunedi mengatakan, program itu melibatkan kelompok tani muda, dengan nama kelompok Gerak Tedeng. “Tujuan demplot hortikultura ini mentransformasikan teknologi. Maksudnya memindahkan pengetahuan dan teknologi terbaru dalam budi daya hortikultura dari peneliti ke petani,” ujarnya kepada iNewsFlores.id di Demplot Hortikultura Desa Tal Senin, 29 Juli 2024.
Selain itu, aktivitas yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Dengan menggunakan teknik budidaya yang tepat, maka produksi tanaman pun lebih tinggi.
Di samping itu, pembukaan demplot tersebut dapat menyebarluaskan varietas unggul dan baru yang lebih tahan terhadap serangan penyakit, hama, dan lain sebagainya.
“Tempat ini juga menjadi tempat pelatihan bagi petani untuk mempelajari teknik budidaya yang benar,” ujar Yustinus.
Menurutnya, kegiatan itu mendapat dukungan dari dana desa tahun 2024 sebesar RP77 juta. “Saya berharap masyarakat bisa mengamati lalu meniru dan memodifikasinya,” imbuhnya.
Sementara Lian Labut, salah satu petani muda desa itu mengaku, dirinya sangat bersyukur dengan adanya program demplot contoh hortikultura tersebut. Banyak petani muda yang mendapat pengalaman dari pengolahan demplot.
“Ini mendorong semangat bagi kami petani yang ada di desa tal untuk membuka lahan baru, karena masih banyak lahan kosong yang harus dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya.
Lian berharap, ke depanya lahan demplot semakin diperluas dan mendapatkan intervensi dari dana ketahanan pangan desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, program hortikultura dapat menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah desa dengan petani, serta melibatkan Dinas Pertanian untuk memberikan penguatan kapasitas terhadap para petani di desa, terutama bagi petani muda.
Dinas Pertanian, kata dia, juga diminta untuk mendukung kegiatan desa seperti bantuan cultivator atau mesin pertanian yang digunakan untuk pengolahan tanah skunder, mulsa benih, dan alat penunjang lainnya demi kelancaran aktivitas pertanian di desa.
“Jangan hanya fokus ke (program) fisik meluluh seperti jalan tani dan irigasi. Tapi, kita perlu fokus juga dengan progaram pemberdayaan,” pintanya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni