Flores Timur, iNewsFlores.id - Tragedi mengenaskan melanda Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, Senin dini hari (21/10/2024). Puluhan rumah dibakar massa dalam sebuah serangan yang diduga dipicu sengketa lahan antara warga Desa Bugalima dan Desa Ile Pati. Akibat kejadian ini, satu warga tewas terbakar, dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Korban tewas diketahui bernama Simon Sanga Mado (70). “Yang meninggal adalah Simon Sanga Mado,” ungkap salah seorang kerabat korban. Selain itu, sebanyak 23 rumah dilaporkan hangus terbakar.
Kepala Desa Bugalima, Rikardus Baka Tukan, menuturkan bahwa insiden bermula sekitar pukul 04.30 WITA saat warga tengah tertidur lelap. Suara ledakan bom rakitan tiba-tiba menggemparkan kampung mereka. Ledakan tersebut berasal dari massa yang diduga kuat berasal dari Desa Ile Pati.
"Warga langsung panik, tak tahu harus menyelamatkan keluarga atau menghadapi massa yang membawa bom rakitan dan senapan angin," ujar Rikardus.
Dalam kekacauan itu, sejumlah warga terkena lemparan batu dan peluru senapan angin. Tiga orang dari Desa Bugalima dan satu orang dari Desa Wureh menderita luka tembak. Sementara dua warga lainnya mengalami cedera akibat lemparan batu.
Korban luka-luka segera dilarikan ke RSUD Larantuka untuk mendapatkan perawatan.
Kondisi di lokasi kejadian hingga kini masih mencekam. Kabel listrik berserakan di tanah, sementara beberapa rumah masih terbakar, menyisakan asap dan bau menyengat.
Sebuah gudang usaha kopra milik warga juga tak luput dari amukan api. "Rumah sudah rata dengan tanah, semua barang habis terbakar," keluh Stefanus warga Bugalima.
Evakuasi warga, terutama ibu dan anak-anak, telah dilakukan ke Desa Wureh yang lebih aman. Namun, ketegangan masih meliputi wilayah tersebut, menandakan bahwa konflik lahan di Adonara Barat ini belum berakhir.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, mengonfirmasi peristiwa tragis di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, yang terjadi pada Senin (21/10/2024) pagi.
Insiden ini menyebabkan 51 rumah warga terbakar, satu korban meninggal dunia, serta empat warga lainnya terluka akibat senapan angin.
"Aksi kekerasan tersebut diduga dipicu oleh sengketa lahan adat yang telah berlangsung sejak tahun 1990-an antara warga Desa Bugalima dan Desa Ile Padung," tutur I Nyoman kepada iNews.id.
Korban meninggal diketahui berinisial Si (70), yang ditemukan di dalam rumahnya yang terbakar. Menurut Kapolres, korban tengah sakit stroke sehingga tidak sempat menyelamatkan diri saat massa menyerang dan membakar rumahnya.
Sementara itu, empat warga lainnya yang tertembak senapan angin telah dirujuk ke RSUD Hendrikus Fernandez di Larantuka untuk mendapatkan perawatan.
Kapolres menjelaskan bahwa pihaknya segera mengambil langkah cepat untuk meredam situasi. Personel Polsek Adonara Barat bersama Danramil langsung turun ke lokasi kejadian, melerai massa, dan melakukan penyekatan di perbatasan desa. Pada pukul 06.00 WITA, Polres Flores Timur menggelar Panggilan Luar Biasa (PLB) untuk mengumpulkan seluruh personel.
Sekitar satu jam kemudian, 45 personel BKO yang dipimpin oleh Kabag Ops AKP Ridwan, S.H., diterjunkan ke tempat kejadian untuk memperkuat pengamanan.
“Langkah-langkah mediasi juga segera kami lakukan, dengan melibatkan tokoh masyarakat, Sekda, Kabag Ops, dan Danramil untuk mencari solusi damai guna menghentikan konflik ini,” tambah Kapolres.
Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Flores Timur juga telah melakukan olah TKP untuk menyelidiki lebih lanjut terkait rumah-rumah yang dibakar dan korban yang jatuh dalam peristiwa ini. Sebanyak enam orang yang diduga terlibat dalam pembakaran sudah diamankan dan dibawa ke Polres Flores Timur untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Meski situasi sudah terkendali, kedua belah pihak masih berjaga di desa masing-masing. Kapolres Flores Timur mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian masalah ini pada pihak berwenang untuk mencegah terjadinya kekerasan lanjutan.
Editor : Yoseph Mario Antognoni