Kental Nuansa Adat, Zodiac Bajo Resmi Dibuka Sebagai Ikon Baru Labuan Bajo
Peragaan busana tenun khas NTT yang anggun dan upacara adat yang khidmat menegaskan identitas asli tanah ini. Di sini, budaya bukan hanya penghias ruangan, melainkan fondasi utama dari pelayanan yang diberikan.
Cerita Tentang Wajah-Wajah Lokal Di balik harumnya seduhan kopi dan hidangan yang tersaji, ada 16 pasang tangan yang bekerja dengan hati. Luar biasanya, 14 di antaranya—atau hampir 90 persen—adalah putra-putri daerah Labuan Bajo. Mereka bukan sekadar karyawan; mereka adalah tuan rumah yang menyambut tamu dengan senyum tulus dan kebanggaan akan tanah kelahirannya.
Keberpihakan ini dipertegas oleh Gabriel Mahal selaku Konsultan Hukum Kado Bajo Group. Ia menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah komitmen jangka panjang. Hingga saat ini, ekosistem usaha mereka telah merangkul 374 UMKM dari berbagai pelosok NTT, memastikan bahwa roda ekonomi pariwisata benar-benar menyentuh dapur-dapur masyarakat kecil.
Lagu "Rumah Kita" dan Masa Depan Inklusif Satu momen paling menyentuh terjadi ketika Wakil Bupati dr. Yulianus Weng naik ke panggung. Alih-alih hanya memberikan pidato formal, beliau menyumbangkan suaranya lewat lagu "Rumah Kita". Pilihan lagu itu seolah menjadi doa dan harapan: bahwa Labuan Bajo adalah rumah bagi semua orang—tempat di mana investasi modern, pariwisata premium, dan kearifan lokal bisa duduk bersama di satu meja.
Wakil Bupati memberikan apresiasinya terhadap Zodiac Bajo yang berhasil membuka lapangan kerja sekaligus menjaga marwah adat Manggarai. Menurutnya, inilah wajah pariwisata masa depan—yang progresif namun tetap berakar.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta